Baiklah, berikut adalah cerpen dengan tema tersebut:
Tempe Mendoan yang Tak Kunjung Ditemukan
Oleh MugiarniÂ
Rani sedang duduk di teras rumahnya, memandangi hujan yang turun dengan rintikan yang semakin deras. Ia merasa lapar dan ingin makan mendoan. Ia pun memutuskan untuk keluar rumah untuk mencari tempe mendoan.
Rani berjalan menyusuri jalan-jalan di Tangerang. Ia melewati banyak warung makan, tetapi tidak ada yang menjual tempe mendoan. Ia mulai merasa putus asa.
"Kenapa sih nggak ada yang jual tempe mendoan?" gumam Rani.
Rani terus berjalan, berharap menemukan warung makan yang menjual tempe mendoan. Ia melewati pasar, tetapi tidak ada pedagang yang menjual tempe mendoan. Ia juga melewati beberapa pusat jajanan, tetapi tidak ada yang menjual tempe mendoan.
Rani sudah mulai lelah dan lapar. Ia pun memutuskan untuk pulang.
"Ah, sudahlah. Mungkin besok aku cari lagi," kata Rani pada dirinya sendiri.
Rani berjalan pulang dengan perasaan sedih. Ia sudah sangat ingin makan mendoan, tetapi tidak ketemu temu.
Rani tiba di rumah dalam keadaan basah kuyup. Ia segera masuk ke rumah dan mengganti pakaiannya.
"Rani, kamu dari mana?" tanya Rino, suami Rani.
"Aku cari tempe mendoan," jawab Rani.
"Tempe mendoan? Di mana kamu cari?" tanya Rino.
"Aku sudah cari ke mana-mana, tapi nggak ketemu," kata Rani.
Rino tersenyum. "Kalau begitu, aku buatkan mendoan sendiri saja," kata Rino.
"Beneran? Makasih, Mas," kata Rani dengan senang hati.
Rino pun mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat mendoan. Ia menyiapkan tempe, bawang putih, ketumbar, kemiri, cabai, dan bumbu-bumbu lainnya.
Setelah semua bahan siap, Rino mulai menggoreng mendoan. Ia menggoreng mendoan dengan hati-hati agar tidak gosong.
Beberapa saat kemudian, mendoan pun matang. Rino mengeluarkan mendoan dari penggorengan dan menyajikannya kepada Rani.
"Mumpung hujan, makan mendoan hangat-hangat enak," kata Rino.
Rani pun mulai memakan mendoan buatan Rino. Mendoan buatan Rino sangat enak. Rasanya gurih dan renyah.
"Mendoan buatanmu enak banget, Mas," kata Rani.
"Terima kasih," kata Rino.
Rani dan Rino pun makan mendoan bersama-sama. Mereka menikmati mendoan sambil mengobrol.
"Makasih ya, Mas, udah buatkan mendoan buat aku," kata Rani.
"Sama-sama," kata Rino. "Kalau kamu mau makan mendoan lagi, bilang saja sama aku."
"Iya, Mas," kata Rani.
Rani dan Rino pun menghabiskan mendoan mereka dengan lahap. Mereka pun merasa puas dan kenyang.
Setelah makan mendoan, Rani dan Rino pun duduk di teras rumah sambil memandangi hujan yang masih turun. Mereka merasa bahagia karena bisa menikmati mendoan bersama-sama
Akhir
Cerpen ini berkisah tentang Rani yang mencari tempe mendoan di Tangerang, tetapi tidak ketemu temu. Rani pun pulang dengan perasaan sedih. Namun, ia akhirnya bisa menikmati mendoan buatan suaminya, Rino.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H