Nak, Bersabar
Mugiarni
Dini duduk di kamarnya, menatap langit-langit kamar yang putih. Ia merasa lelah dan putus asa. Baru saja ia dinyatakan gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi. Ini adalah kegagalan kedua kalinya baginya.
Dini seorang gadis yang cerdas dan berprestasi. Ia selalu menjadi juara kelas di SMA. Namun, kali ini ia merasa sangat kecewa. Ia telah berusaha keras, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan harapannya.
Dini mulai menangis. Ia merasa hidupnya hancur. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa tidak berguna.
Tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Ibu Dini masuk dan melihat Dini yang sedang menangis. Ibu Dini menghampiri Dini dan memeluknya.
"Nak, kenapa menangis?" tanya Ibu Dini.
Dini menceritakan kegagalannya kepada Ibunya. Ibu Dini mendengarkan dengan sabar.
"Nak, bersabarlah," kata Ibu Dini. "Hidup ini tak luput dari cobaan dan rintangan. Jalan kamu masih panjang. Kamu masih punya banyak kesempatan untuk meraih cita-citamu."
Dini menghapus air matanya. Ia menatap Ibunya dengan mata berkaca-kaca.