Rama. Hatinya terpenuhi oleh keheningan alam semesta yang membuka pintu gerbang kebijaksanaan. Rama merenung tentang kehidupan yang mulia, tentang kemuliaan yang tak memerlukan penginjilan atas orang lain.
Di bawah sinar rembulan yang lembut, malam itu menjadi saksi perenungan yang dalam bagi seorang pemuda bernamaRama merasakan getaran kemarahan dalam hatinya ketika ia memikirkan banyaknya orang yang dengan seenaknya merendahkan kehidupan orang lain. Mereka lupa bahwa kehidupan seseorang tidak dapat diukur dari luar, dari penampilan fisik, atau materi yang dimiliki. Kehidupan yang sejati dan mulia berkembang dari nilai-nilai yang terkandung di dalam hati.
Dalam renungannya, Rama menyadari bahwa merendahkan orang lain adalah tindakan yang tidak mulia. Namun, ia juga menyadari bahwa hanya dengan bijaksana, kata-kata tidak bisa merubah hati mereka yang terjerat dalam kecemburuan, ketidakpuasan, atau kebutaan diri. Jalan yang paling tepat adalah menunjukkan kehidupan yang mulia melalui tindakan, bukan kata-kata.
Rama memutuskan untuk menjalani hidupnya dengan kemuliaan yang tulus tanpa harus menyingkirkan orang lain. Ia memahami bahwa setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik, dengan tantangan dan kesempatan yang berbeda. Ia tidak akan merendahkan siapapun, karena ia tahu bahwa kehidupan tidaklah sederhana dan bahwa masing-masing orang berjuang dengan keberbagaiannya sendiri.
Malam itu, Rama menemui seorang tetua bijak yang duduk di bawah pohon tua. Rama bercerita tentang perenungannya dan bertanya bagaimana caranya hidup dengan mulia tanpa merendahkan orang lain. Tetua itu tersenyum dan berkata, "Anak muda, kehidupan mulia didasarkan pada pemahaman, empati, dan sikap rendah hati. Jangan biarkan dirimu terperangkap dalam perasaan merendahkan orang lain. Jadilah sosok yang memberikan inspirasi dan bantuan, karena hidup ini indah ketika kita saling mendukung."
Rama mengambil kata-kata bijak itu ke dalam hatinya. Ia memutuskan untuk memulai perubahan dari dirinya sendiri. Ia menumbuhkan sikap rendah hati dan kepedulian terhadap sesama. Ia tidak lagi terpaku pada ketidaksempurnaan orang lain, tetapi fokus untuk meningkatkan diri dan memberikan kontribusi positif pada lingkungannya.
Dalam perjalanannya yang mulia, Rama menemui banyak kesulitan dan cobaan. Namun, ia tidak pernah tergoda untuk merendahkan orang lain. Ia terus berjalan dengan kekuatan sikap rendah hati dan empati yang ia tanamkan dalam dirinya.
Hidup Rama pun berubah menjadi bercahaya. Ia dikelilingi oleh orang-orang yang terinspirasi oleh kemuliaannya tanpa merendahkan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H