Mohon tunggu...
Mugiarni Arni
Mugiarni Arni Mohon Tunggu... Guru - guru kelas

menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta dengan Sekeping Luka Bagian 21

4 Juni 2023   08:43 Diperbarui: 4 Juni 2023   08:54 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi/Canva 

Cinta Dengan Sekeping Luka bagian 21

Oleh: Mugiarni

FASH BACK CINTA KE DUA URBANINGRUM.

Dalam kedalaman rasa sakitnya, Urbaningrum merasakan kehancuran yang melingkupi setiap aspek kehidupannya. Ia merasakan putus asa yang begitu mendalam, seperti terjebak dalam labirin kegelapan yang tak berujung. Rasa sakit itu seperti pisau tajam yang menusuk hatinya, menggoreskan luka yang sulit untuk sembuh.

Urbaningrum mungkin merasakan kehilangan yang begitu besar, seperti kehilangan bagian penting dari dirinya sendiri. Setiap kenangan manis menjadi sumber penderitaan yang tak terhenti. Ia merasakan kekosongan yang mendalam, seperti tak ada lagi harapan yang tersisa.

Dalam rasa sakitnya, Urbaningrum mungkin merasakan kehampaan yang menghantui. Dunia di sekitarnya tampak abu-abu dan tanpa makna. Ia merasakan kehilangan arah, seperti terombang-ambing dalam samudra keputusasaan. Rasa sakit itu menciptakan badai emosi di dalamnya, menjadikannya terjebak dalam pusaran perasaan yang membingungkan.

Namun, meskipun rasa sakit itu begitu kuat, Urbaningrum adalah sosok yang kuat dan penuh ketekunan. Ia mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya dan bertekad untuk bangkit dari kehancuran. Dalam hatinya yang terluka, tumbuh semangat untuk mencari pemulihan dan kedamaian.

Urbaningrum mungkin mengambil langkah-langkah kecil menuju penyembuhan. Ia mungkin mencari dukungan dari orang-orang terdekatnya, berbagi cerita dan beban rasa sakit yang terlalu berat untuk ditanggung sendiri. Ia mencari pemahaman dan penyelesaian, berusaha memahami rasa sakitnya dan mencari jalan menuju kesembuhan.

Rasa sakit yang pernah dirasakan Urbaningrum adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidupnya. Ia mungkin telah belajar menghadapi dan merawat dirinya sendiri dengan penuh kelembutan. Dalam prosesnya, ia menemukan kekuatan dan kebijaksanaan baru, memahami bahwa penyembuhan adalah proses yang membutuhkan waktu dan ketekunan.

Dalam kehancuran dan rasa sakitnya, Urbaningrum menemukan kekuatan untuk bangkit kembali. Ia mungkin melihat bahwa setiap luka membuka pintu untuk pertumbuhan dan perubahan yang lebih baik. Dengan hati yang semakin kuat dan pikiran yang semakin bijaksana, Urbaningrum melanjutkan perjalanannya, siap untuk menghadapi apa pun yang ada di depannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun