[caption id="" align="alignnone" width="518" caption="Gambar : matanews.com"][/caption] "Kita bertemankan serpihan batu kali yang berdebu." "Kayu reyot dengan guratan menuanya, memberi kita jarak yang pasti, ia tak bosan mendengar berisiknya kebisuan kita." "Sesekali jangan pernah kau merasa khawatir dengan teriknya mentari sayang, karena kau selalu bersinar dimata ku." "Tak apa jika malam selalu menggelitik hingga kau menggerutu kedinginan, karena aku ada disamping mu, yang selalu setia mendengar keluh kesah hari - hari mu." "Sayang, perjalanan ini selalu penuh dengan liku, tak selalu memanjang dalam satu arah." "Jadi jangan khawatir, meski mereka bilang dua hati itu harus bersama, tetapi kita, dengan adanya jauh kita selalu ada dalam kebersamaan." "Tak apalah sayang, tak apa kita tak bersama, karena kita selalu tahu arah yang kita tuju itu sama adanya, karena kita selalu memberi makna dalam masa yang kita lalui." "Karena itu kita berdua ada, agar mereka tahu bahwa bersama itu bisa saling menemani dalam jauh. Segera bergegaslah sayang, bergegas di tempat yang kita tuju."
Sepasang rel kereta api (?).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!