Mohon tunggu...
MUFTI SABILI
MUFTI SABILI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pertumbuhan Seorang Anak Strict Parents

8 September 2024   21:56 Diperbarui: 8 September 2024   21:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dahulu ada seorang bayi yang baru lahir dan bayi itu anak bungsu, sejak dia lahir tidak menyusui ke ibunya melainkan pakai susu bubuk kemudian bayi tersebut seiring berjalannya waktu ketergantungan terhadap susu kemasan dan jarang bersama orang tuanya karena sibuk kemudian bayi ini sering dititipkan ke saudaranya bapak dan ibu si bayi tersebut, hampir setiap mau keluar ada cara bayi itu dititipkan dan itulah yang akan mempengaruhi pertumbuhan sang bayi karena kurangnya perhatian dari orang tuanya berjalan seiring waktu bayi itu tumbuh dengan badan yang lucu dan gemes ketika sudah jadi anak kecil dia mempunyai badan yang agak gemuk karena pengaruh dari sering nya minum susu kemasan, anak itu tumbuh aktif dan masuk ke TK dan dia awalnya tidak lancar berbicara terus tidak naik kelas di SD sebab itu dia les privat ke guru dan belajar membaca, berbicara, dan menulis sehingga dia bisa berbicara dengan lancar tanpa ada yang salah huruf. Seiring berjalannya waktu anak itu tumbuh dengan sehat tapi semakin gemuk dan semakin susah buat aktivitas tapi dia tidak menyerah dia dibelikan sepeda dan senang terus sepeda itu dibawa terus ke sekolah saat berangkat dan akhirnya naik kelas terus sehingga dapat lulus, tidak jarang juga dia mendapatkan perlakuan bullying dari teman-temannya karena fisiknya dan dia setelah lulus dari SD terus memeutuskan melanjutkan sekolah dan mondok karena bapak dan ibunya kepengen dia bisa menghafalkan Al-Quran dan bisa belajar agama, anak itu sekolah di Mts di pondok itu dan ada perkembangan terhadap fisiknya sudah agak kurus selama di pondok awalnya anak itu tidak betah lama kelamaan terbiasa sama suasana dan kegiatan di pondok seiring berjalannya waktu sudah naik kelas 2 semakin banyak tanggungan dari sekolah seperti hafalan dan kegiatan lainnya di luar sekolah sampai suatu saat mau hampir naik kelas 3 karena hafalan belum khatam dan sudah tidak kuat lagi akhirnya memutuskan untuk kabur dari pondok tepat pada hari jumat habis sholat anak itu akhirnya kabur dari pondok dan cuma jalan kaki dan hanya membawa uang sedikit setelah hampir jauh dari pondok mulai naik mobil taxi setelah itu ganti naik bus terus tiba di rumah pada waktu malam hari dan langsung keesokan harinya langsung pamitan dari pondok dan berhenti mondok.

Kemudian dia melanjutkan sekolah di rumahnya lebih tepatnya sekolah swasta juga punya pondok dan kepala sekolahnya teman dari bapaknya anak itu maka dia masuk disitu  tapi tidak mondok lagi anak itu awalnya tidak akrab dengan lainnya karena baru pindahan habis itu dia mulai kenalan ke semuanya awalnya cuma satu atau dua orang yang akrab sama anak itu kemudian dia hampir akrab ke semua dan istirahat bersama, jajan bersama, kumpul bersama habis itu mau hampir lulus kakak perempuan anak itu meninggal dunia dan tidak mempunyai saudara lagi karena kakak laki-lakinya itu sudah berkeluarga. Setelah masa-masa pelajaran dan ujian sekolah selesai terus tinggal nunggu wisuda dan habis wisuda terus lulus habis itu sama orang tuanya di mondok kan lagi tapi yang lebih tidak ketat karena pondok sama sekolahnya beda dan disini anak itu sekolah di MAN. Sejak saat itu anak itu menjalani kehidupan yang lebih baik walaupun kesepian tidak ada saudara nya dan seiring waktu dia bisa melewati semua rintangan yang sulit dan menjalani hidup di pondok sambil sekolah selepas dari itu anak itu menjadi ketua pondok dan memimpin santri yang ada di sana, Tapi sesaat mau hampir lulus pondok anak itu memutuskan untuk berhenti mondok karena alasan tertentu  dan sehabis berhenti dari pondok anak itu tinggal bersama kakak laki-lakinya yang sudah berkeluarga habis itu lulus sekolah dan wisuda lalu dia berlibur sembari memikirkan masa depannya  bagaimana kalau menurut orang tua anak itu di suruh melanjutkan kuliah dan itu yang jadi permasalahannya karena di rumah tidak ada siapa-siapa lagi cuma orang tua berdua setelah memikirkan dengan matang-matang akhirnya anak itu mau kuliah awalnya dia mau masuk kampus uinsa tapi dia dapat snbp di kampus uin malang dan akhirnya memutuskan untuk memilih kampus itu setelah mendaftar di kampus tersebut, setelah itu liburan sambil menunggu kabar diterima apa enggak di kampus tersebut dan akhirnya keterima dan sangat senang sekali anak itu terutama kedua orang tua nya yang bangga sebab saudara yang lainnya jarang yang keterima jalur tanpa tes itu.

Oleh karena itu dia harus bersungguh-sungguh karena hanya anak itu harapan terakhir orang tuanya karena kakak perempuannya sudah meninggal dan kakak lakinya sudah berkeluarga dan anak itu yang jadi terakhir, setelah itu dia masuk ke kampus dan agak kaget ternyata wajib asrama 1 tahun habis itu orang tuanya anak itu pulang dan berpesan agar rajin belajar terus anak itu menjalani perkuliahannya dengan lancar dan tidak ada masalah yang dilakukan oleh anak itu dia sekarang sudah semester 3 dan sudah memberikan yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun