Mohon tunggu...
Muftiatul Husna
Muftiatul Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Hobi saya adalah memasak dan saya suka nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Peningkatan Literasi Anak Melalui Layanan Baca Anak di Perpustakaan Nasional

25 Juni 2023   22:43 Diperbarui: 25 Juni 2023   23:27 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peningkatan budaya literasi anak di perpustakaan. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Membaca merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi kehidupan manusia, sehingga harus ditanamkan sejak dini. Menurut Mohammad Irfan Munir, 2023 kegiatan membaca sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan manusia sehingga harus ditanamkan sejak dini. Dalam bukunya (Muktiono, 2003, hlm. 10) ia menyatakan bahwa "kemampuan membaca disertai kebiasaan membaca yang kuat sangatlah penting untuk pembelajaran kemajuan dalam bidang sosial dan ekonomi.

Untuk meningkatkan minat baca anak, pemerintah dan para guru berupaya untuk membuat perpustakaan sebagai wadah untuk memperdalam ilmu dan minat baca bagi anak dengan berbagai program-program peningkatan minat baca anak.

Perpustakaan umum mempunyai tugas memenuhi kebutuhan masyarakat Informasi dan bahan bacaan untuk memperluas pengetahuan, sumber belajar, dan sebagai sarana rekreasi yang sehat. Untuk memenuhi kebutuhan informasi dan menciptakan masyarakat yang sadar akan pentingnya peningkatan literasi anak serta gemar membaca secara menyeluruh, maka perpustakaan harus mampu menjangkau setiap daerah. Tentu saja untuk meningkatkan dan menumbuhkan minat baca sejak dini tidaklah mudah.

Perpustakaan sebagai lembaga yang bertugas untuk meningkatkan minat baca perpustakaan umum perlu memiliki rencana atau strategi. Sebagai tahapan awal untuk menarik minat baca dapat dilakukan dengan cara mengajak pengguna untuk mengunjungi perpustakaan. 

Perpustakaan Nasional memiliki tanggung jawab khusus untuk mendukung proses belajar anak terutama dalam hal membaca serta mempromosikan buku dan media lainnya untuk anak-anak. Perpustakaan sebaiknya memiliki ruang baca khusus, seperti ruang baca khusus anak atau biasa disebut layanan ruang baca anak. Selain menyediakan ruang baca untuk anak perpustakaaan dapat mengadakan acara khusus untuk anak-anak seperti mengadakan story telling, lomba baca puisi, mewarnai, dan program lainnya yang berkaitan dengan layanan perpustakaan anak.

Dengan mengadakan kegiatan seperti ini, anak-anak menjadi termotivasi untuk datang ke perpustakaan, hal ini dapat meningkatkan minat baca pada anak. Minat membaca merupakan motivasi yang dapat mempengaruhi perilaku dan tindakan yang diikuti dengan perasaan gembira dan ketertarikan pada kegiatan membaca. Oleh karena itu, minat baca pada seseorang harus ditanamkan sejak dini agar seseorang akrab dengan buku sedini mungkin. Untuk menarik masyarakat maupun anak-anak berkunjung ke perpustakaan, perpustakaan harus selalu mengembangkan berbagai jenis kegiatan dan fasilitas terutama sarana dan prasarana.

Menurut Sullivan, 2013 menjelaskan bahwa program yang terdapat di perpustakaan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu program berbasis bahan bacaan literature based dan program tidak berbasis literatur atau bahan bacaan non literatur based programs fokus pada kegiatan membaca pada intinya. 

Program berbasis membaca ini paling dikenal untuk anak-anak. Sedangkan program yang tidak berdasarkan bacaan mengacu pada ide dan informasi yang tidak terkait langsung dengan kata-kata tercetak. Untuk program berbasis bacaan terdiri dari mendongeng sedangkan untuk program tidak berbasis bacaan terdiri dari: pojok kreativitas dan permainan edukatif yang terdiri dari komputer dan ruang bermain.

  • Program Berbasis Bacaan
    • Mendongeng. Banyaknya pemustaka yang menyukai dan antusias terhadap kegiatan mendongeng, sehingga hal ini dapat menunjukan bahwa penanaman minat baca memungkinkan sekali dilakukan melalui program mendongeng.
  • Program Tidak Berbasis Bacaan
    • Pojok kreativitas. Sangat disayangkan bahwa berdasarkan hasil tanya jawab, pojok kreativitas sangat minim peminat dan sedikit pula yang menilai atau yakin bahwa program pojok kreativitas dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Tetapi, kemungkinan program pojok kreativitas jarang diketahui dan jarang digunakan cukup besar. Hal ini terjadi karena kurangnya sumber daya periklanan atau promosi. Seperti yang terjadi dalam kasus koleksi audio visual yang kurang dimanfaatkan keberadaanya. M. Amin Rizki Suryadi dkk., 2021 juga mengatakan yang terjadi dalam kasus koleksi audio visual yang kurang dimanfaatkan dikarenakan kurangnya promosi.
    • Permainan edukatif. Permaianan edukatif (komputer dan ruang bermain) menurut pengamatan peneliti, masih terdapat pengguna di ruang baca anak yang tidak mengetahui keberadaan program tersebut, meskipun ruang baca anak mempromosikan melalui banner yang ditempelkan dipintu ruang baca anak hal ini dirasa kurang efektif karena sedikit orang yang mengetahuinya. Selain dengan cara tersebut untuk mempromosikan program permainan edukatif dapat dilakukan dengan cara membagikan brosur. Namun, tetap saja tidak banyak orang yang mengetahuitentang program ini. Menurut data jumlah pengguna permainan edukatif pada 2012-2014 menunjukkan jumlah pengguna menurun setiap tahun. Sama seperti program lainnya, program permainan edukatif juga tampaknya bermasalah dalam hal promosi. Perihal lain yang perlu dipertimbangkan adalah memastikan sarana bermain agar selalu diaktifkan kapan saja. Karena itu, pustakawan berkomitmen untuk tanggap, cepat serta bertanggung jawab dalam memecahkan masalah yang terjadi. Agar tidak kehilangan pemustaka. Apalagi mengingat bahwa terdapat pemustaka yang merasa minat bacanya meningkat setelah menggunakan permainan edukatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun