Mohon tunggu...
Muflikhatul Mardhiyah
Muflikhatul Mardhiyah Mohon Tunggu... Guru - Saya berprofesi sebagai guru

Saya berprofesi sebagai guru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sumbangsih Sastra Anak untuk Dunia Anak

11 November 2023   07:38 Diperbarui: 11 November 2023   07:41 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia anak merupakan dunia yang penuh dengan imajinasi, banyak khayalan yang mereka ciptakan. Jiwa yang polos ini seakan haus dengan sesuatu yang menarik menurutnya, kadang banyak pertanyaan aneh dan diluar nalar dari celotehnya. Bahkan kadang mereka asik menciptakan dunianya sendiri, dunia yang penuh warna dan cerita. Alangkah baiknya jika pada masa ini anak-anak diperkenalkan dengan sesuatu yang sesuai dengan usianya. Sesuatu yang mendukung daya khayal mereka, tentunya yang sesuai dengan usia mereka.

Anak harusnya dusuguhi bacaan yang sesuai dengan usianya agar perkembangannya berjalan dengan wajar dan sesuai dengan periodenya. Di sekolah pembelajaran sastra diarahkan dengan menyajikan sastra yang memang sesuai dengan perkembangan kepribadian anak. Artinya sastra anak yang memang layak dikonsumsi bagi anak-anak. Sastra yang bertema mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar mereka atau ada di dunia mereka, tokoh dan penokohan dapat menjadi teladan yang baik, bahasanya mudah dipahami yang telah disesuaikan dengan bahasa anak, sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.

Melalui karya sastra, misalnya cerita, anak dapat mendapatkan pelajaran dan menyikapi berbagai persoalan yang dihadapinya, tentang manusia dan kemanusiaan. Berbagai cerita yang menawarkan dan menceritakan kehidupan dengan cara-cara yang menarik dan mudah dipahami. Melalui cerita juga, anak dapat mengetahui berbagai hal yang diperlukan dalam kehidupan. Kehidupan yang menggambarkan dan menjelaskan bagaimana hubungan dengan orang tua, teman sepermainan, dengan saudara atau masyarakat dengan berbagai peran dan fungsinya. Mengutip pendapat Nurgiyantoro, berbagai cerita yang dimaksud untuk dikonsumsikan anak, dapat diperoleh dan diberikan melalui sastra anak (children literature).

Endraswara mengemukakan bahwa sastra anak pada dasarnya merupakan "wajah sastra" yang tujuan utamanya demi perkembangan anak. Di dalamnya, mencerminkan berbagai permasalahan kehidupan kehidupan yang dapat dipahami oleh anak, menggambarkan perasaan anak, dan mengemukakan pemikiran-pemikiran anak. Lebih lanjut Endaswara mengatakan bahwa sastra anak hendaknya memiliki nilai-nilai tertentu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan anak. Yang membedakan sastra anak dengan sastra yang lain adalah isinya. Sastra anak tentu saja perlu berisi tentang rasa kesenangan, kegembiraan, kenikmatan, cita-cita, dan petualangan anak. Lebih spesifiknya sastra anak dapat berkisah tentang apa saja yang menyangkut masalah kehidupan, sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan itu sendiri. Selanjutnya Huck dkk menekankan bahwa: buku anak, sastra anak, adalah buku yang menempatkan sudut pandang anak sebagai pusat penceritaan.

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa sastra anak memiliki peranan yang besar bagi perkembangan kepribadian, kecerdasan, dan pengalaman anak dalam proses menuju kedewasaaan. Kematangan kepribadian, kecerdasan, dan luasnya wawasan anak dibentuk dan terbentuk melalui lingkungan di sekitarnya, termasuk lingkungan kegiatan bersasatra yang berlangsung pada kehidupan anak, baik sastra lisan yang diperoleh anak lewat saluran tuturan maupun sastra tulis yang diperoleh lewat bacaan.

Sastra anak dipercaya mempunyai kontribusi yang besar bagi perkembangan kepribadian anak untuk menuju arah kedewasaan sehingga memiliki jatidiri yang jelas. Jati diri anak terbentuk dari lingkungan yang ada di sekitarnya, termasuk sastra yang telah mereka peroleh baik secara lisan atau sastra tulis yang mereka baca. Sastra yang diperoleh anak akan mampu digunakan sebagai salah satu sarana untuk menanam, memupuk, mengembangkan, dan bahkan melestarikan nilai-nilai yang baik dan berharga oleh keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Nurgiantoro mengemukakan jika kontribusi sastra anak membentang dari dukungan terhadap pertumbuhan berbagai pengalaman (rasa, emosi, bahasa, personal (kognitif, sosial, etis, spiritual), eksplorasi dan penemuan, naum juga petualangan dalam kenikmatan. Sementara itu Huck dkk mengemukakan bahwa nilai satra anak secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu nilai personal (personal value) dan nilai pendidikan (education value) dengan masing-masing dapat dirinci menjadi subkategori. Nurgiantoro mengungkapkan bahwa nilai personal meliputi perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, pertumbuhan rasa etis dan religius. Sedangkan nilai pendidikan meliputi eksplorasi dan penemuan, perkembangan bahasa, perkembangan nilai keindahan, penanaman wawasan multikultural, dan penanaman kebiasaan membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun