Wasting, atau yang sering disebut sebagai malnutrisi akut, merupakan kondisi di mana seseorang mengalami penurunan berat badan yang signifikan akibat kekurangan gizi. Kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak, terutama di negara-negara berkembang, dan dapat menyebabkan dampak jangka panjang yang serius bagi kesehatan dan perkembangan mereka. Menurut data dari UNICEF, sekitar 45 juta anak di seluruh dunia mengalami wasting, yang menjadikan masalah ini sebagai salah satu tantangan terbesar dalam upaya mencapai kesehatan global yang lebih baik (UNICEF, 2021).
Penyebab Wasting
Ada berbagai faktor yang menyebabkan wasting, termasuk kekurangan gizi, infeksi, dan kondisi sosial-ekonomi yang buruk. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya akses terhadap makanan bergizi. Di banyak daerah, terutama di negara-negara yang dilanda konflik atau bencana alam, masyarakat sering kali tidak memiliki cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Penelitian oleh FAO (Food and Agriculture Organization) menunjukkan bahwa ketidakamanan pangan adalah salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka wasting di kalangan anak-anak (FAO, 2020).
Infeksi juga memainkan peran penting dalam menyebabkan wasting. Anak-anak yang mengalami infeksi, seperti diare atau pneumonia, sering kali kehilangan nafsu makan dan mengalami penyerapan nutrisi yang buruk. Menurut penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO), infeksi dapat memperburuk kondisi gizi anak dan meningkatkan risiko kematian (WHO, 2019).
Dampak Wasting
Dampak dari wasting tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga psikologis dan sosial. Anak-anak yang mengalami wasting cenderung memiliki perkembangan fisik dan kognitif yang terhambat. Anak-anak yang menderita wasting memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik dan bahasa. Ini dapat berdampak pada kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan dan sosial di masa depan.
Selain itu, wasting juga memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan. Anak-anak yang mengalami wasting memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes dan penyakit jantung. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet, anak-anak yang mengalami malnutrisi akut memiliki peluang lebih besar untuk mengalami masalah kesehatan di usia dewasa (Victora et al., 2016).
Solusi untuk Mengatasi Wasting
Mengatasi masalah wasting memerlukan pendekatan multi-sektoral yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan organisasi internasional. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan akses terhadap makanan bergizi. Program pemberian makanan dan suplementasi gizi harus ditingkatkan, terutama di daerah-daerah yang paling rentan. Pendekatan berbasis komunitas, seperti program pertanian berkelanjutan, juga dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan.
Pendidikan juga merupakan kunci dalam mengatasi wasting. Masyarakat perlu diberikan informasi tentang pentingnya gizi seimbang dan cara mengolah makanan yang sehat. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah dapat bekerja sama untuk menyelenggarakan kampanye kesadaran yang menargetkan ibu hamil dan menyusui, serta keluarga dengan anak-anak balita.
Selain itu, penanganan infeksi juga sangat penting. Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas harus ditingkatkan, termasuk imunisasi dan perawatan untuk penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. WHO merekomendasikan pendekatan integratif yang mencakup pencegahan dan pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang berkontribusi terhadap wasting (WHO, 2019).