Mohon tunggu...
Mufithoh Dila Safira
Mufithoh Dila Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - BISMILLAH

BELAJAR DARI KEGAGALAN ADALAH SEBUAH HAL YANG BIJAK

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tertunduk di Ujung Cakrawala

14 Maret 2022   19:30 Diperbarui: 14 Maret 2022   19:40 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tertunduk di Ujung Cakrawala
Karya : Mufithoh Dila Safira

Bukan hayalan, bukan pula permainan
Tak terbalas, hanya membisu tak tertahan
Pilu meluap tanpa batas
Terduduk lesu tak bermatras

Seakan semesta mewakili rasa kalbu
Awan senja mulai muram, tak berteman
Angin berlenggak berdayu
Hujan berteriak sembari mengisyaratkan kata angan

Memori yang keparat
Ingatan yang selalu menggores luka
Waktu kini seakan tersekat
Menampilkan setiap inci yang tak pernah sirna

Merasakan kembali hembus nafas akhirnya
Semerbak bau anyirpun menyeruak
Senyum tulusnya terukir sempurna
Genggaman lemah menyiaratkan sakit terkoyak

Tragedi berdarah, membuat ia pergi
Atma dan raga tak saling terikat
Segala syaraf tak bekerja lagi
Tiada dalam buana, tiada pula rasa sakit

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun