Mohon tunggu...
M. Amin
M. Amin Mohon Tunggu... profesional -

Guru, Suka posting2...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hak dan Kewajiban Menuju Rumah Tangga Samawa

18 Oktober 2012   03:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:43 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suami mana yang tidak bahagia bila mempunyai istri yang setia. Suami mana yang tidak senang mempunyai istri yang sangat ia dambakan, istri yang sesuai dengan kriterianya, istri yang menjadi dambaan setiap lelaki, istri yang sholeha. Akan tetapi dibalik semua itu akan adakata yang yang tak pantas diucapkan atau dikeluhkan oleh seorang suami.

Sebuah rumah tangga akan menjadi rumah tangga yang SAMAWA ketika masing-masing mau mengerti hak dan kewajibannya. Hak dan kewajiban seorang suami sudah jelas, begitu juga sebaliknya. Akan tetapi apabila mereka tdak saling mengerti akanhak dan kewajiban masing-masing, maka itu akan menjadi penyebab ketidak harmonisan sebuah rumah tangga.

Hak dan kewajiban keduanya tidak perlu dituntut, akan tetapi hak dan kewajiban harus disadari bahwa itu adalah sebuah makna tanggung jawab antara keduanya. Kesadaran akan tujuan untuk menuju keluarga yang bahagia dunia maupun akherat. Yang dimaksud dengan kesadaran yaitu sebuah makna yang timbul karena keinginan dari diri sendiri tanpa adanya sikap terpaksa. Istilah yang cocok untuk memaknai kesadaran ini adalah Ikhlas.

Sungguh bahagia kehidupan rumah tangga yang mau mengerti akan hak dan kewajibannya masing-masing. Setelah kewajiban-kewajiban dijalankan dengan baik maka mereka akan memperoleh haknya masing-masing dengan perasaan senang dan puas. Hak juga bisa kita maknai sebagai bonus atau hadiah. Bonus atau hadiah adalah sesuatu yang tidak pernah kita duga atau kita harapkan. Hadiah akan menjadi sebuah kejutan yang luar biasa apabila kita sudah bersusah payah untuk menjalankan sebuah kewajiban atau tanggung jawab.

Akhirnya cucuran keringat kelelahan terbayarkan dengan bayaran yang setimpal. Sebaliknya, apabila cucuran keringat yang sudah dikeluarkan tak terbayarkan dengan bayaran yang setimpal maka yang terjadi sebuah kekecewaan yang didapat oleh keduanya.

Hal yang seperti ini tidak berlaku bagi seorang suami atau istri saja, akan tetapi ini berlaku untuk kedua-duanya. Apabila kewajiban sebagai seorang istri sudah dijalankan dengan baik, maka istripun wajib menikmati haknya yang harus didapatkan. Begitu juga sebaliknya, ketika suami sudah menjalankan kewajibannya dengan baik, maka diapun akan menikmati haknya sebagai seorang suami.

Semoga kita semua tergolong seorang suami atau istri yang mengerti dan menyadari hak dan kewajibannya masing-masing. Mengerti akan amanah yang diemban, mengerti akan makna yang terkandung didalam sebuah jalinan rumah tangga dan tidak membuat kecewa satu sama lain.

Berikan haknya seorang suami sesuai dengan porsinya, begitu juga sebaliknya berikan haknya seorang istri sesuai dengan apa yang diharapkannya. insyaAllah itu adalah sebuah tujuan menjadi sebuah rumah tangga yang Sakinah Mawaddah Warrohmah. Wallahua’lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun