Mohon tunggu...
Mufid Majnun
Mufid Majnun Mohon Tunggu... -

The Mufid Majnun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menanti Mentari Pagi

27 November 2013   12:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:37 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13855312621577031690

Sesuai dengan saran ki Majnun dalam memulai untuk menulis, saya belajar dari membuat status facebook yang kemudian saya kembangkan walau dengan cara yang masih sangat sederhana dan tentu masih banyak kekurangan atau kesalahan. Tulislah apa yang kau sukai yang menjadi minat anda. dan ini mencoba menulis entah bentuknya apa. puisi atau bukan entahlah... inilah coretan saya di pagi hari saat menanti mentari pagi.

[caption id="attachment_280565" align="aligncenter" width="500" caption="ilustrasi : mentari pagi di desa karangnangka banyumas / dok. pribadi"][/caption] Hari ini aku berjalan tiada tujuan Akupun melangkah tanpa arah Berlarian mengejar ketiadaan Melewati persawahan bersama kesepian

Hingga aku terduduk di pojok tanah lapang Menikmati udara segar karunia Tuhan Gelaran permadani hijau yang kupandang Merenung akan hiruk pikuk kehidupan

Pagi ini tampak terang Layaknya hati yang padang Namun kurasa ada yang kurang Tak seperti hari-hari yang telah menghilang

Mentari pagi yang menyinari bumi tak kunjung datang Langit seolah dibalut awan hitam yang mencekam Gunung pun menghilang Ada Apakah ini gerangan?

Begitu jugakah hati dan perasaanku ini... Sunyi yang menghiasi dalam diri Terkadang melangkahpun tak pasti Seakan masih kehilangan jati diri

Bangunlah... Bangkitlah dari nyenyak tidurmu Sungguh Tuhan begitu sayang pada dirimu Janganlah terjerat dalam ikatan roda kehidupan Percayalah bahwa siang kan berganti malam Masa suram kan beralih masa yang menyenangkan

Biarkanlah mentari pagimu bersembunyi dalam kabut misteri Ia tidak akan berhenti menyinari hingga dirinya mati Menjemput keabadian Tuhan sejati

Biarkanlah kabut itu datang menyelimuti hatimu dengan tenang Karena ku yakin sinar hatimu mampu menembus tembok keras kehidupan

Jangan hanya terdiam bersama keadaan Sudah saatnya kamu buat perubahan

Loch... Kok masih menulis lagi Ayo jangan sia-siakan waktu yang akan datang Sambut mentari pagi yang menghilang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun