Mufida Khusnunnisa', Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd.
Mahasiswa PGSD, Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang.
Salah satu bagian yang ada dalam budaya Indonesia ialah kesenian. Kesenian tumbuh selaras dengan sejarah-sejarah bangsa Indonesia yang diwariskan dari nenek moyang hingga sekarang. Pewarisan budaya dan sejarah-sejarahnya dibungkus melalui kesenian yang perlu untuk diexplor oleh seluruh generasi terutama generasi muda Indonesia yang tujuannya agar dapat terus lestari. Tradisi dan budaya yang dimiliki Indonesia turun temurun dari jaman kerajaan hingga sekarang banyak sekali dibungkus melalui kesenian yang akhirnya dengan mudah diterima oleh masyarakat dan sukses menjadikan negara ini menjadi kaya dan disegani oleh banyak negara lain di dunia.Â
Dengan adanya pondasi tradisi dan budaya yang sejak lama telah diwariskan, seharusnya dapat menjadikan Indonesia menjadi negara yang utuh dan kaya akan potensinya di kancah dunia internasional. Apalagi ditambah dengan munculnya teknologi canggih yang kini sedang marak diperbincangkan oleh beberapa negara termasuk Indonesia juga. Hal ini dapat membantu kebudayaan Indonesia untuk bisa memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut untuk membungkus keanekaragaman yang dimiliki Indonesia sehingga dapat dikenal oleh banyak negara luar.
Digitalisasi mau tidak mau mendorong kehidupan masyarakat Indonesia untuk menjadi modern dengan menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman yang ada. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi. Teknologi di era sekarang ini banyak membantu manusia untuk bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan mereka. Teknologi merubah semua hal yang ada dalam diri manusia mulai dari gaya hidup, pekerjaan, bahkan interaksi. Hampir semua hal di zaman ini tidak dapat lepas dari embel-embel digital karena lebih mudah dan membantu banyak hal.
Kemajuan teknologi saat ini sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat dan pengaruhnya pun dari masa ke masa berbeda-beda berdasarkan pada kecanggihannya, sehingga, semua kejadian yang terjadi di dunia ini atau informasi apa pun langsung tersebar melalui internet yang tanpa batas. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada periode 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67% dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna. Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa negara Indonesia hampir 77% penduduknya telah menggunakan internet dan memanfaatkan teknologi dalam keberlangsungan hidup mereka. Hal ini disadari bahwa kehidupan masyarakat Indonesia selaras dengan kemajuan teknologi yang awalnya mulai dari tuntutan kepentingan sekilas saja, kini menjadi kebutuhan sehari-hari.
Perkembangan teknologi memang membawa banyak dampak bagi para penggunanya baik dampak positif maupun dampak negatif. Saat ini, di Indonesia dapat kita saksikan begitu besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai - nilai kebudayaan yang di anut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan (modernisasi). Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon dan telepon genggam (HP), bahkan internet bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pelosok - pelosok desa. Akibatnya, segala informasi baik yang bernilai positif maupun negatif, dapat dengan mudah di akses oleh masyarakat.
Di masa sekarang ini, fenomena yang terjadi akibat adanya perkembangan teknologi adalah masuknya budaya asing yang menjadi tren baru di Indonesia. Budaya asing tersebut lambat laun mempengaruhi dan mendominasi masyarakat terutama para generasi muda sehingga menyebabkan tergerusnya budaya milik sendiri. Generasi muda kini lebih nyaman untuk menonton tren dari budaya asing seperti dance korea, film barat, ataupun mengikuti gaya hidup dari negara lain. Adanya perkembangan teknologi membawa informasi yang cepat dari belahan dunia mana pun sehingga budaya asing dengan cepat masuk dan mendominasi.
Akibat adanya lintas budaya asing yang masuk ke dalam Indonesia melalui perkembangan teknologi menjadikan kehidupan masyarakat Indonesia berdampingan dengan pengaruh dari budaya asing tiap harinya. Seperti contohnya ialah budaya cara berpakaian yang semakin hari justru yang tren di Indonesia itu model pakaian kebarat-baratan. Inilah yang menjadi bagian dari globalisasi di mana banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan budayanya sendiri dan terpengaruh dengan budaya asing.
Dengan adanya perkembangan teknologi semestinya menjadi peluang bagi masyarakat Indonesia untuk dapat memanfaatkannya sebagai wadah memperkenalkan budaya yang dimiliki Indonesia di kancah internasional. Hal ini agar negara luar itu tahu bahwa di Indonesia memiliki keaneragaman budaya yang sangat potensial. Selain itu, tujuannya ialah agar budaya yang di miliki Indonesia tidak diklaim menjadi budaya negara luar. Seperti beberapa waktu lalu, yang cukup viral di media sosial terkait beberapa budaya Indonesia yang malah diakui dan dianggap menjadi budaya miliknya negara lain. Dikutip dari kompasiana.com pada 7 Oktober 2023, ternyata banyak sekali budaya Indonesia yang diklaim negara lain seperti seni pertunjukkan Wayang Kulit yang berasal dari Jawa, dahulu juga pernah diklaim oleh negara Malaysia. Â Malaysia beranggapan karena banyaknya perantau yang sudah menetap dan mempertunjukkan wayang kulit di Malaysia sehingga mereka menjadikan wayang kulit sebagai kebudayaan mereka. Namun, klaim tersebut terbantahkan pada 27 November 2003 di mana UNESCO mengakui bahwa wayang kulit adalah warisan budaya asli Indonesia.
Selain itu, alat musik khas Nusa Tenggara Timut (NTT), Sasando yang juga pernah diklaim oleh negara Sri Lanka, dan beberapa kebudayaan Indonesia lainnya yang pernah atau sempat akan diklaim oleh negara lain, seperti lagu Rasa Sayange yang merupakan lagu daerah Maluku, Reog Ponorogo, Rendang, Tari Pendet, Tari Piring, Tari Tor-Tor, Kuda Lumping, Kopi Gayo, Kopi Toraja, Batik, hingga Pencak Silat.