Mohon tunggu...
Mufidah Harahap
Mufidah Harahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

"Gagal itu makanan sehari-hari, Itu biasa, yang penting bagaimana kamu menyikapinya. Evaluasi dan terus bangkit. Jika gagal lagi? Bangkit lagi."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

MENGENAL APA ITU ANXIETY DISORDERS

1 Januari 2023   17:50 Diperbarui: 1 Januari 2023   18:20 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Axiety Disorders ?

Anxiety Disorders adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kecemasan ketika bereaksi terhadap suatu objek atau situasi. Anxiety Disorders yaitu gangguan mental yang menyebabkan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan. Hal ini membuat Anda kurang semangat menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk hobi yang biasanya digemari. Jika tidak ditangani dengan baik, Anxiety Disorders dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan memengaruhi kualitas hubungan penderitanya dengan orang-orang terdekatnya, bahkan dengan pasangan dan anak-anaknya sendiri.

Menurut WHO, 301 juta orang di seluruh dunia menderita gangguan jiwa ini, termasuk 58 juta anak-anak dan remaja. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sejak tahun 1990-an hingga 2017, gangguan kecemasan menempati urutan kedua dari sepuluh penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.

Hingga saat ini, belum ada yang bisa menjelaskan secara pasti penyebab gangguan kecemasan. Namun secara umum, ada beberapa faktor yang sangat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kecemasan atau anxiety disorder, yaitu faktor genetik dan biologis, beberapa penyakit tertentu, obat – obat tertentu, faktor jenis kelamin, tipe kepribadian lingkungan dan stres.

1. Genetik dan Biologis
Axiety disorders dapat diturunkan dalam keluarga. Jika Anda memiliki anggota keluarga dengan kondisi tersebut, kemungkinan besar Anda juga akan mengalaminya. Selain genetika, kemungkinan penyebabnya termasuk ketidakseimbangan hormon atau sinyal otak yang tidak teratur.

2. Beberapa Penyakit Tertentu
Terkadang gangguan kecemasan merupakan gejala dari beberapa penyakit. Beberapa kondisi yang dapat memicunya adalah diabetes, penyakit tiroid, gangguan jantung, gangguan pernapasan, dll.

3. Obat-obatan tertentu
Beberapa obat dapat menyebabkan gangguan kecemasan. Narkoba dan alkohol juga dapat menyebabkan dan memperburuk gangguan kecemasan. 

4. Trauma dan stres
Orang yang mengalami trauma di masa kanak-kanak, dilecehkan, atau menyaksikan peristiwa traumatis rentan mengalami gangguan kecemasan. Stres berat dan berkepanjangan juga bisa membuat seseorang rentan terhadap penyakit ini.

5. Faktor jenis kelamin
Menurut laporan Healthline, jenis kelamin juga bisa menjadi penyebab kecemasan. Dipercayai bahwa wanita memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan kecemasan daripada pria.

6. Tipe Kepribadian
Penyebab kecemasan selanjutnya adalah tipe kepribadian seseorang. Orang yang lebih sibuk, cenderung stres, dan memiliki kepribadian tipe A memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan kecemasan.

Para peneliti menyimpulkan bahwa gangguan kecemasan disebabkan oleh otak yang membentuk respons rasa takut melalui ingatan dan pengingat akan benda-benda yang sudah dikenal.

Gejala pertama gangguan kecemasan yang dialami penderitanya adalah rasa gugup yang membuat jantung berdetak lebih cepat. Maka sulit bagi tubuh dan pikiran Anda untuk mengendalikan emosi Anda saat menghadapi objek tersebut. Ketakutan dan kecemasan ini dapat membuat Anda mengalami serangan panik. Gejala Axiety Disorders sangat berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan pasien baik secara fisik maupun psikis. Gejala berikut dapat terjadi dengan gangguan kecemasan:

1.Sebagian besar perasaan cemas, takut, dan khawatir yang berlebihan dan tidak wajar.

2. Kecemasan berlebihan sulit dikendalikan.

3. Terjadi perubahan perilaku dan kesulitan dalam melakukan aktivitas dan fungsi dalam kehidupan.

4. Merasa gelisah tanpa sebab dan mudah lelah.

5. Sulit berpikir dan berkonsentrasi. 

6. Masalah tidur berhari-hari, berminggu-minggu (atau lebih lama). Insomnia sering memicu perasaan riang.

7. Ketegangan pada otot seperti otot rahang kencang, otot tangan, otot perut dan lain-lain. Status ini biasanya terwujud setelah beberapa hari.

8. Mengalami serangan panik tanpa sebab yang jelas. Kondisi ini sering disertai dengan keringat dingin, jantung berdebar, mual, pingsan, nyeri perut atau dada, rasa tidak bisa mengontrol diri dan lemas tiba-tiba hingga pingsan.

Anxiety disorder adalah gangguan kecemasan yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain:

1. Generalized Anxiety 

Seperti namanya, generalized anxiety disorder adalah gangguan kecemasan umum yang ditandai dengan rasa takut atau khawatir terhadap berbagai hal yang tidak spesifik mulai dari kesehatan, pekerjaan, reaksi berlebihan dan hal-hal sederhana seperti berinteraksi dengan orang lain.

Gangguan kecemasan umum biasanya dirasakan hampir setiap hari dan terus menerus selama lebih dari 6 bulan. Akibat gangguan kecemasan ini, Anda mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain, melakukan aktivitas, dll.

Selain mengalami kecemasan berlebihan yang disebabkan oleh berbagai hal, mereka yang menderita gangguan kecemasan biasanya dapat mengalami berbagai gejala fisik seperti: tegang, sakit kepala, mual, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, sesak napas dan kelelahan.

2.  Fobia

Fobia adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut yang intens terhadap hal-hal yang tidak berbahaya pada dirinya sendiri atau seharusnya tidak menimbulkan rasa takut, seperti : Takut berada di ruangan gelap, takut melihat pola berlubang, takut pada makanan tertentu, takut warna tertentu dan lain-lain.

Orang dengan fobia cenderung menghindari hal-hal yang mungkin memicu fobia mereka. Misalnya, jika mereka takut dengan warna merah, mereka akan berusaha menghindari apapun yang berkaitan dengannya. Atau jika mereka dapat memaksakan diri untuk melakukannya, mereka menghadapinya dengan penderitaan yang luar biasa. Ketika mereka melihat sesuatu yang mereka takuti, mereka bereaksi berlebihan, seperti melarikan diri tanpa tujuan, bersembunyi, dan menghindari apa yang mereka takuti. Dalam kondisi ekstrem, fobia bisa membuat jantung berdebar kencang dan keluar keringat dingin hingga pingsan.

3. Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial sebenarnya terkandung dalam jenis fobia yang disebut fobia sosial. Secara umum, orang dengan gangguan kecemasan sosial mengalami kecemasan atau ketakutan yang hebat dalam situasi sosial, yaitu merasa dihakimi oleh orang lain.

Biasanya perasaan cemas ini dipicuh oleh rasa takut atau malu berada di keramaian, takut dianggap salah, takut salah bicara, dll. Saat berkomunikasi, mereka cenderung memalingkan muka atau menghindari kontak mata dengan lawan bicara.

4. PTSD (Gangguan Stres Pasca Trauma)

Gangguan Stres Pasca trauma, atau PTSD, dapat terjadi pada seseorang yang pernah mengalami peristiwa traumatis atau berada dalam situasi berbahaya yang mengancam jiwa. Misalnya tinggal di daerah konflik atau perang, terkena bencana alam atau korban kekerasan.

Orang dengan PTSD seringkali sulit untuk melupakan pengalaman traumatisnya, baik dalam pikiran maupun dalam mimpinya, sehingga membuat mereka merasa bersalah, terisolasi dan sulit bersosialisasi dengan orang lain.

Terkadang penderita PTSD juga mengalami insomnia bahkan depresi.

5. Gangguan obsesif kompulsif (OCD)

Orang yang menderita gangguan OCD memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu secara berulang-ulang untuk meredakan kecemasan yang muncul dari pikirannya sendiri, misalnya harus mencuci tangan sebanyak 3 kali karena menganggap tangannya masih kotor.

Gangguan ini sulit dikendalikan, bersifat permanen, dan dapat kambuh sewaktu-waktu sehingga membuat penderitanya terganggu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

6. Gangguan panik

Gangguan panik adalah suatu kondisi yang ditandai dengan serangan panik berulang yang terjadi secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas dan dapat terjadi di mana saja, kapan saja. Kondisi ini bisa kambuh dan mengganggu aktivitas sehari-hari serta hubungan dengan orang lain.

Saat gangguan ini terjadi, penderita biasanya mengalami gejala berat seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, keringat dingin, badan lemas dan gemetaran, mual dan pandangan kabur seperti mau pingsan.

Karena gangguan kecemasan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, orang cenderung menarik diri dari kehidupan sosial, membatasi aktivitas sehari-hari, dan lebih suka menghabiskan waktu di dalam ruangan.

Bagaimana Cara mengobati gangguan kecemasan?

Ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengelola gangguan kecemasan. Dokter Anda mungkin merekomendasikan perawatan, pengobatan, atau kombinasi keduanya. Berikut adalah beberapa cara untuk mengobati gangguan kecemasan:

1. Psikoterapi

Melihat seorang profesional mungkin menjadi salah satu pertimbangan Anda. Kegiatan ini biasanya melibatkan diskusi tentang pikiran, perasaan, dan perilaku Anda untuk membuat diagnosis dan memeriksa kemungkinan komplikasi.

Gangguan kecemasan sering muncul bersamaan dengan masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi atau penyalahgunaan zat, yang dapat mempersulit diagnosis.Terapi perilaku kognitif adalah bentuk psikoterapi yang paling efektif dalam mengobati gangguan kecemasan. Biasanya, perawatan jangka pendek ini berfokus pada pengajaran keterampilan khusus untuk memperbaiki gejala dan secara bertahap kembali ke aktivitas yang selama ini Anda hindari karena kecemasan.

Menurut National Institute of Mental Health, terapi perilaku kognitif melibatkan terapi pemaparan, yang secara bertahap memaparkan diri Anda pada objek atau situasi yang memicu kecemasan Anda sehingga Anda dapat membangun kepercayaan diri bahwa Anda dapat mengendalikan situasi dan gejala kecemasan.

2. Mengatasi Stres

Gunakan manajemen stres dan relaksasi. Teknik visualisasi, meditasi dan yoga adalah contoh teknik relaksasi yang dapat mengurangi kecemasan Anda. Saat gangguan kecemasan menyerang, Anda bisa menarik napas dalam-dalam dan menghitung dari 1 hingga 10 (atau bahkan 20) hingga Anda merasa lebih rileks.

3. Obat

Dokter juga menggunakan sejumlah obat berbeda untuk meredakan gejala kecemasan. Hal ini bergantung pada jenis gangguan kecemasan dan apakah Anda juga memiliki masalah kesehatan mental atau fisik lainnya. Beberapa dari mereka adalah: Dokter mungkin akan meresepkan antidepresan dan obat anti cemas buspirone. Dalam beberapa keadaan, dokter Anda mungkin meresepkan obat lain, seperti obat penenang (benzodiazepin) atau beta-blocker. Dokter sering meresepkan obat ini untuk meredakan gejala kecemasan jangka pendek dan tidak disetujui untuk penggunaan jangka panjang.

Mencegah gangguan kecemasan menjadi lebih buruk

 Kecemasan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari Anda jika tidak dicegah dengan gaya hidup sehat. Oleh karena itu, metode ini dapat digunakan untuk melindungi pikiran Anda dari rasa takut.

1. tidur yang cukup

2. Olahraga yang rutin

3. Berlatih meditasi untuk melatih pernapasan dan mengendalikan emosi Anda. Tetapkan pola makan yang sehat.

4. Hindari tembakau dan alkohol.

5. Membatasi konsumsi kafein, seperti kopi dan teh.

6. Bergabunglah dengan komunitas dengan aktivitas yang Anda sukai. Selain hobi, Anda juga bisa menjalin kontak. 

7. Jika perlu, atur konsultasi dengan psikolog. Jika lebih serius dan memerlukan pengobatan, konseling akan dipimpin oleh psikiater.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun