Mohon tunggu...
Healthy

Adiksi Aktif dan Pasif Gulungan Kertas

25 Desember 2016   10:32 Diperbarui: 26 Desember 2016   10:49 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita jumpai di lingkungan kita, banyak bekas lintingan kertas berserakan di berbagai sudut tempat dengan baunya yang khas. Penikmat lintingan kertas sudah tak lagi mengenal kasta. Ya… sudah terbayangkan pengidola gulungan batang itu telah memikat berbagai kalangan, mulai yang berdasi hingga kuli, siswa hingga sarjana, dari yang buta aksara hingga penakhluk bangku sekolah. Padahal sudah jelas tertera dalam balutan bungkus terdapat sebuah peringatan akan bahaya dari merokok, oh alahngkah naifnya masyarakat kita ini. Jika ditelisik perokok pasif lebih urgen daripada perokok aktif, maka sudah jelas perokok pasif akan lebih dirugikan. Banyak faktor pemicu menjadi adiksi rokok, diantaranya faktor eksternal dan internal.

Perlu diketauhi dari segi aspek kesehatan bahwa perokok pasif lebih memprihatinkan dibanding perokok aktif. Mengapa demikian? Karena perokok pasif ini menghisap dua kali lebih banyak dari zat kimia. Masyarakat yang peduli akan bahaya merokok sudah gencar turun aksi. Namun tetap saja penduduk kita ini masih fanatik untuk menghisap. Tidak sedikit dampak negatif yang bermunculan dari efek gulungan tembakau yang dikemas rapi. Mulai penyakit ringan hingga kronis. Yang lebih fatal lagi menyebabkan kematian.

Menurut Lewin perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Laventhal mengatakan bahwa merokok tahap awal dilakukan dengan teman-teman (46%), seorang anggota keluarga bukan orang tua (23%) dan orang tua (14%). Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Komasari dan Helmi (2000) yang mengatakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja, dan pengaruh teman sebaya. Kebiasaan merokok terjadi karena pengaruh lingkungan sosial, teman sebaya, orang tua, media dan sebagainya.[1]

Adapun faktor-faktor yang dapat memengaruhi seseorang menjadi pecandu yaitu: faktor keluarga kurangnya kasih sayang dan pengawasan yang kurag akibat pergaulan bebas saat ini memicu timbulnya adiksi, disaat keadaan rumah tak lagi membawa kenyamanan banyak cekcok persoalan yang rumit sehingga rokok wadah pelampiasan, dan ada keluarga yang sudah menjadi pecandu, hal ini dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sebagai panutan pertama dalam perkembangan sosial pada individu. Faktor diri sendiri, faktor alami manusia yaitu ingin mencoba hal baru ataupun gengsi. Faktor lingkungan, pada kehidupan setiap manusia faktor ini sangat dominan, dimana individu berkembang baik buruknya maka ditentukan dari lingkungan sekitar. 

Faktor kecanggihan teknologi, semakin canggih dunia teknologi makin gencar pula para produsen memperkenalkan produk rokoknya dengan dikemas secara apik akibatnya banyak konsumen yang tertarik untuk mencoba. Faktor psikis, dalam keadaan stress biasanya seseorang terutama kaum adam melampiaskan dengan merokok, riset membuktikan bahwa orang merokok dapat menghilangkan beban pikiran. Ini dikarenakan adanya zat stimulan dan nikotin pada rokok yang mengakibatkan syaraf di otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang menimbulkan rasa nyaman pada diri seseorang seperti berterbangan. Tidak heran jika para ahli kesehatan mengatakan bahwa merokok sebagai pintu gerbang narkoba.

Kesadaran berperilaku hidup sehat tanpa rokok masih sangat minim di lingkungan masyarakat. Padahal sudah jelas akan imbasnya. Dibutuhkan kesadaran individu dan bantuan dukungan dari orang orang terdekat untuk menjauhi kebiasaan merokok. Serta pemerintah lebih giat dan aktif untuk mengadakan pelatihan kesehatan serta memfasilitasi masyarakat yang sudah menjadi korban akan bahaya rokok.

DAFTAR PUSTAKA

Indiati, http://indunliez.blogspot.co.id/2012/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html (Diakses pada 18 November 2016)

[1] Kesehatan Masyarakat. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan/Perilaku Merokok.” Diakses November 18, 2016. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun