Di Indonesia, Hujatan  bagaikan makanan pokok yang tidak bisa dilewatkan jika ada hal yang kurang baik menimpa orang lain. Budaya mencibir sudah mendarah daging di semua kalangan, baik anak kecil, remaja hingga orang dewasa. Tidak ada hari tanpa menghujat jika ada  aib orang lain terlihat.Â
Namun tahukah kamu? Menurut penelitian, Setiap cibiran ataupun hujatan yang masuk akan memberikan tekanan yang besar pada pikiran orang yang di hujat, Â yang mana akan membuat psikologis atau kesehatan mental orang tersebut terganggu.
Begitu pun yang terjadi pada warga yang terinfeksi COVID-19. rendahnya kesadaran masyarakat Akan kesehatan psikologis pasien COVID-19 yang ada di sekitar mereka. Banyak masyarakat yang menganggap orang yang terinfeksi covid-19 adalah aib sehingga pasien dan seluruh keluarga yang menjalani karantina tersebut di hujat dan dikucilkan oleh warga setempat. Yang mana hal tersebut membuat psikologis mereka menjadi terganggu.
Menurut dr. Charles Goodstein, MD, seorang profesor psikiater klinis dari New York University's Langone School of Medicine, "otak berhubungan erat dengan sistem endokrin yang bekerja melepaskan hormon yang berpengaruh pada kesehatan mental. pikiran dan perasaan kita dapat mempengaruhi hormon tersebut  yang mana akan mempengaruhi sistem kerja organ tubuh.  Jadi jika masyarakat terus memberikan hujatan atau cibiran pada pasien COVID-19, besar kemungkinan pikiran dan perasaannya akan memburuk, lalu mengalami depresi, gangguan kecemasan dan sebagainya.
Depresi akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari sehingga  meningkatkan risiko terkena penyakit. Biasanya mereka akan mengalami gangguan susah tidur, merasa mudah letih, konstipasi, tidak nafsu makan. Hal-hal ini tentunya akan memberi dampak pada kesehatan fisik lainnya.
Sedangkan menurut dr. Antonius Pasulu, Direktur RSUD Kabupaten Mimika , faktor  terpenting yang bisa membantu pasien Covid-19 agar bisa pulih yaitu imunitas dan psikologis pasien. Oleh karena itu, jika pasien mengalami depresi akibat dari tekanan yang diterima dari masyarakat akan membuat semangat hidup pasien menurun. Pasien akan kehilangan stamina yang akan semakin memperburuk imunitas tubuh mereka sehingga  pasien akan sulit pulih.
Setelah mengetahui bagaimana pengaruh hujatan atau cibiran terhadap psikologis pasien COVID-19 tersebut, masyarakat diharapkan lebih berhati-hati dalam berucap dan bersikap.Â
Selain itu masyarakat juga diharapkan akan berpikiran terbuka bahwa  penyakit COVID-19 bukanlah suatu aib, dan pasien COVID-19 tidak layak dicibir bahkan dikucilkan. Pasien COVID-19 memerlukan dukungan yang besar dari semua pihak, Oleh karena itu Masyarakat perlu memberika dukungan dan semangat kepada pasien agar pasien memiliki semangat hidup yang besar. Yang mana akan membuat stamina dan psikologisnya terjaga sehingga pasien bisa segera pulih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H