Mohon tunggu...
Muhammad Faisal Amru
Muhammad Faisal Amru Mohon Tunggu... Freelancer - Food Enthusiast

Menulis Passionku, Apalagi Kalo Sambil Makan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa Universitas Brawijaya Kembangkan Budidaya Cacing dan Vertikultur di Kampung Pemulung, Malang

14 Juli 2019   07:30 Diperbarui: 14 Juli 2019   07:48 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurangnya penanganan yang tepat terhadap penumpukan sampah akan berdampak negatif terhadap masyarakat sehingga menurunkan kualitas lingkungan, seperti pada Kampung Pemulung Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Masyarakat Kampung Pemulung mayoritas bekerja sebagai pemulung. Setiap bulan, masyarakat mampu mengumpulkan 143 kwintal sampah untuk dijual kepada pengepul. Namun, kuantitas sampah tersebut tidak sebanding dengan manfaat yang diterima oleh masyarakat karena hanya mendapatkan upah 400-500 ribu saja. Selain terkendala masalah ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Kampung Pemulung menyebabkan pengetahuan mengenai penanganan sampah sangat rendah. Lingkungan tempat tinggal yang seharusnya bersih dan sehat, dijadikan sebagai tempat penampungan sementara hasil pemisahan sampah sebelum dijual ke pengepul.

Melihat fenomena tersebut, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya yang terdiri dari Laras Putri Zulkarnain, Tiara Yaversia, Mohamad Efendi, Muhammad Faisal Amru, dan Rio Bangga Indriawan tergerak melakukan pengubahan image Kampung Pemulung didampingi oleh Bapak Joko Prasetyo, STP, M.Si. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat, dilakukan program ENERGO, yaitu pembudidayaan cacing Lumbricus rubellus dan vertikultur sebagai pemanfaatan potensi sampah organik dan anorganik di Kampung Pemulung.

Pelaksanaan program dilakukan mulai dari sosialisasi, pelatihan program, dan monitoring keberhasilan program. Pelatihan dilakukan bersama Ibu PKK meliputi budidaya cacing Lumbricus rubellus yang dilakukan menggunakan 4 susun rak dengan memanfaatkan lahan sungai yang tidak terpakai dan penanaman tanaman organik secara vertikal (vertikultur) pada dinding rumah warga menggunakan botol bekas. Budidaya cacing Lumbricus rubellus dapat menambah pemasukan kas PKKK hingga 2 juta rupiah setiap bulannya. Diharapkan dengan adanya program pengabdian ini, sampah organik dan anorganik lebih dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian dan membantu memperbaiki kualitas lingkungan di Kampung Pemulung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun