Bunaken Dive Trip - Cuaca cerah, langit biru dan hamparan awan putih mengiringi penerbangan saya hari itu. Penerbangan Makassar-Manado yang ditempuh dalam 1 jam 30 menit kali ini terasa lebih lama. Rasa penasaran dan antusias akan pesona biota laut dan terumbu karang yang dipadu keheningan bawah laut Bunaken sudah sangat membayangi. Sesekali saya melirik jam tangan yang seakan berdetak lebih lambat dari biasanya. Hingga ketika pramugari memberi informasi tanda akan mendarat, saya tidak bisa lebih gembira lagi.
[caption id="attachment_1248" align="alignleft" width="300" caption="Bunaken"][/caption]
Saya berangkat dari Makassar langsung ke Manado. La Rascasse Resort jadi tempat saya menginap selama 5 hari 4 malam. Penginapan yang berlokasi hanya beberapa kilometer dari garis batas kota Manado ini benar-benar memberikan kenyamanan yang pas untuk penyelam. Udara yang bersih, tenang dan dive-crewnya sangat cekatan.
Pemandangan pulau Bunaken dengan laut biru dari jendela kamar di La Rascasse Resort membuat rasa lelah sepanjang perjalanan sirna seketika. Setelah santap siang dan bertemu dengan beberapa rombongan diver lain, check dive langsung kami lakukan sore itu. Selain sebagai penyelaman "selamat datang", check dive diperlukan untuk memastikan semua peralatan dan sarana penunjang penyelaman berfungsi dengan baik. Check dive kami lakukan di House Reef, hanya 5 menit perjalanan dengan long boat tepat di belakang resort kami. Hari sudah menjelang malam ketika check dive selesai kami lakukan. Puas, kami tidak sabar menunggu besok.
Eksplorasi Bunaken
Kapal kami dipacu membelah perairan menuju pulau Bunaken. Jarak Manado-Bunaken hanya 18 kilometer dan bisa ditempuh dalam 30 menit. Dari kapal kami menyaksikan daratan kota Manado yang tampak semakin jauh. Gunung Klabat dan gunung Lokon menjulang kokoh berdampingan. Semburat asap membumbung tipis dari puncak gunung Lokon. Menegaskan kondisi gunung Lokon yang masih berstatus waspada setelah meletus beberapa pekan sebelum kami tiba. Di hadapan kami, pulau Bunaken dan Manado Tua menunggu. Sesi oles-mengoles pun dimulai. Sun block, sun cream dan segala jenis pelindung dari UVA dan UVB keluar dari dry-bag masing-masing. Dan sebelum kami puas bermake-up ria, kami sudah tiba di Bunaken.
Sebuah menara pemancar tampak sangat jelas di atas bukit di tengah pulau Bunaken. Signal bar di ponsel kami penuh. “Uyeah.. Bunaken! Finally I’m here,” tulis saya di jejaring twitter sambil mengupload foto narsis yang diikuti oleh reply dan mention penuh celaan dari follower. Telkomsel adalah satu-satunya operator yang memasang BTS di pulau ini untuk mengcover para pengunjung di Bunaken.
"GEAR UP, Buddies!" teriak Simon, dive master yang mendampingi kami dalam trip Bunaken ini sambil memberi briefing mengenai dive spot yang akan kami selami di Bunaken. Dengan antusias kami menuju buritan kapal. Mengenakan dive gear yang sudah dipersiapkan dengan baik oleh kru kapal. Penyelaman hari itu di mulai di Fukui point, dive spot yang diberi nama sesuai nama penemunya yang adalah orang Jepang. Fukui point menyajikan penyelaman yang agak berbeda dibanding dive spot lainnya di Bunaken. Bukan berupa dinding terjal, Fukui lebih berupa dasar laut landai (slope) dengan sedikit tebing (steep drops). Sangat tepat sebagai dive spot pembuka acara penyelaman kami hari itu. Dengan kedalaman 5-30 meter dan visibility 10-20m, Fukui menawarkan pemandangan 5 Tridacna Giant Clams, White-spotted Moray Eel dan Napoleon Wrasse yang sangat mudah ditemukan di lokasi ini.
[caption id="attachment_1243" align="alignleft" width="300" caption="Giant Sea Turtle di Bunaken"]
Setelah surface interval selama sekitar 1 jam di pulau Bunaken, penyelaman selanjutnya kami lakukan di Lekuan-2 selama sekitar 50 menit. Dengan dinding tebing (wall) yang curam seakan tak berdasar, yang dapat saya lihat ketika menengok ke bawah hanya biru gelap yang dramatis. Kemampuan mengontrol daya apung (bouyancy) mutlak diperlukan. Sederhananya, anda harus sering melirik ke dive-computer untuk menjaga kedalaman selam, atau anda bisa tiba-tiba berada di kedalaman 45m sebelum anda sadar. Keindahan wallnya sangat spektakuler. 200 bar isi tangki rasanya tidak cukup untuk bisa memuaskan rasa kagum selama menyelam. Pemandangan wall dengan gua dan patahan di beberapa sisi benar-benar memukau. Spesies andalan di Lekuan-2 adalah Giant Sea Turtle dan Bump-Headed Parrotfish. Lionfish dan Scorpionfish juga mudah ditemukan di celah-celah karang. Setidaknya ada 10 Giant Sea Turtle di spot ini saja. Dan beberapa spesies jantannya bahkan berukuran luar biasa besar dengan diameter hingga 3m. Saya beruntung bertemu beberapa Sea Turtle ini.
Keindahan laut Manado bukan hanya di Bunaken. Bahkan di Boboca Point, titik penyelaman yang berada dekat dengan bibir pantai Manado tidak kalah fantastisnya. Kami sempat menjajal titik penyelaman ini di malam hari (night dive). Beberapa biota seperti Sand Ray, Mimic Octupos, Moray Eel dan Peacock Mantis Shrimp tertangkap sorotan senter kami dalam kegelapan malam.
Selat Lembeh dan Surga Muck Dive
[caption id="attachment_1246" align="alignleft" width="300" caption="Pygmy Seahorse di Lembeh"]