Mohon tunggu...
Mudzakkir Harun Alrasyid
Mudzakkir Harun Alrasyid Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mudzakkir Harun Alrasyid mulai bergabung mengajar di SDIT Miftahul Ulum Cinere Depok Jawa Barat tahun 2003. Untuk keempat kalinya menulis buku tentang best practice dan motivasi. Demak Kota Wali Jawa Tengah adalah tempat kelahirannya. Zodiaknya Leo bagi yang ingin tahu bulan lahirnya. Anak terakhir dari jumlah enam bersaudara. Kurikulum adalah pekerjaan utama dan jabatannya saat ini Keahliannya menulis puisi dan menjadi juri literasi tingkat kota Depok. Ikut serta diamanahkan sebagai tutor PGSD Univesitas Terbuka di hari Sabtu dan Minggu. Ramaikan guru penggerak angkatan 8 kota Depok.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sinopsis Buku Guru Iku Yo Iki

12 Februari 2024   12:19 Diperbarui: 12 Februari 2024   12:22 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri mudzakkirharunalrasyid

SINOPSIS BUKU GURU IKU YO IKI

Buku Guru Iku Yo Iki  karya Mudzakkir Harun Alrasyid ini adalah buku ke-3 dengan Penerbit Goresan Pena Kuningan Jawa Barat. Awal dari ide penulisan buku ini terinspirasi dari nasihat Dr.K.H. Abdullah Syukri Zarkasih,M.A. Pimpinan Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo tentang membangun jiwa seorang guru melalui pendekatan yang bersumber dari hati.

Beliau menyatakan, "Materi pembelajaran itu penting, akan tetapi metode pembelajaran lebih penting dari materi pembelajaran. Metode pembelajaran itu penting, akan tetapi seorang guru lebih penting dari metode pembelajaran. Seorang guru itu penting, akan tetapi ruh (jiwa) seorang guru lebih penting dari guru itu sendiri.".

Buku Guru Iku Yo Iki  memberikan inspirasi kepada guru dalam mengetahui lima hal perusak hati, bahaya maksiat terhadap hati, menuju ketenangan hati, cerita panjang tentang kegagalan, ketika melewati jalan mendaki, permasalahan dalam mendidik, peran asasi guru, mengembalikan spirit yang hilang, mengubah kebosanan menjadi kerinduan, dan mereka yang memiliki amal unggulan.

Semoga Bermanfaat ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun