Ayahku Seorang Khalifah
Ayah adalah kebanggan. Ayah adalah simbol kepahlawanan. Ayah adalah sosok yang selalu dirindukan. Ayah adalah orang pertama yang mengajarkan keberanian. Ayah adalah sahabat sejati. Ayah adalah pelindung dari marabahaya. Ayah adalah penjamin keselamatan dan kesejahteraan keluarga. Ayahku adalah seorang khalifah.
Nama ayahku adalah Harun Alrasyid. Aku selalu menyematkan nama ayah di belakang namaku menjadi Mudzakkir Harun Alrasyid. Ayah adalah seorang nelayan yang sholih dan pintar. Ayah pernah menjadi kepala TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Ayah juga sering memimpin majelis ilmu dan menjadi ketua seni musik islam  hadhrah (di kampung kami namanya rodat).
Saat aku duduk di bangku SMP ketika pelajaran sejarah islam, aku baru tahu bahwa ayahku seorang khalifah. Harun Arasyid adalah seorang  pemimpin yang berada pada pemerintahan dinasti Abbasiyah, yaitu dinasti yang tumbuh dan berkembang setelah dinasti Umayyah runtuh pada tahun 750.
Harun Alrasyid adalah seorang khalifah yang mampu mengembabangkan dinasti Abbasiyah secara menyeluruh dalam komponen fondasi dan prinsip-prinsip yang kokoh.  Dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial  mampu tercipta kerja sama yang baik antarkomponen pemerintahan dan masyarakat.
Harun Altasyid selain terkenal sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan, juga dikenal sebagai seorang khalifah yang gemar mencintai ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahannya hal yang paling menonjol ialah dalam bidang ilmu pengetahuan. Kecintaan para khalifah kepada ilmu pengetahuan sangat mendukung bahkan rakyat pun sangat berminat dan memiliki peranan penting dalam literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H