Ternyata Berpolitik Ada Lucunya
Beberapa hari yang lalu di group whatsapp kami RW 15 Â PELITA dikejutkan dengan postingan salah seorang warga terkait imbauhan menjelang pencoblosan agar tidak saling kampanye di group. Kejadian ini bermula ketika salah seorang warga mengirim informasi saat bertemu dengan salah satu anggota dewan dalam acara reses aleg tertentu. Tak lama kemudian ada warga yang memposting kegiatan kampanye akbarnya bersama partai dan calon presidennya.
Suasana di group agak seru dan ramai karena beberapa warga saling mempromosikan partai pilihan dan presiden yang menurutnya paling layak memimpin bangsa ini. Hampir sebagian anggota group hanya menyimak dan sesekali memberikan icon tertentu dan komentar guyonan yang intinya saling memahami satu sama lain.
Tak lama setelah itu ada postingan dari salah satu warga yang selama ini agak jarang berkomentar dan tulisannya membuat kami menjadi terbelalak, merenung, berpikir keras, dan pada akhirnya kami senyum-senyum sendiri sambil tertawa agak lepas. Ternyata tulisan di group adalah seperti ini:
Perhatian
Demi menjaga silaturahmi di grup ini, sebaiknya kita harus berhati-hati dalam berbicara politik. Sebaiknya grup ini netral saja. Persaingan politik sudah berimbas pada berbagai bidang, khususnya perdagangan. Di mana-mana sudah ada indikasi intimidasi bahkan kekerasan. Kemarin saya banyak menyaksikan, ada yang dagang cendol... *diciduk*, ada yang dagang sate... *ditusuk*, ada yang dagang es kelapa muda... *dibacok*.
Bahkan kemarin saya melihat langsung ada orang yang dagang roti... *dibakar*, ada yang dagang kopi... *disiram air panas*, ada yang dagang beras... Â *dikarungin*, ada yang dagang parfum... *disemprotin*. Begitulah kejamnya dunia politik. Hanya yang dagang durian yang beruntung... *diciumin*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H