Batu akik adalah batu alam yang biasanya ditemukan dalam berbagai warna dan pola. Sering diukir menjadi perhiasan atau benda-benda kecil lainnya. Batu akik berasal dari berbagai tempat di dunia, termasuk Brasil, India, dan Indonesia. Setiap jenis batu akik memiliki karakteristik unik.
Batu akik yang terlihat bening dan tampak indah sebelumnya hanya bongkahan batu yang kotor dan tidak membentuk, terus dipotong, direndam pakai air hujan, pakai air infusan, macam-macam air lah, terus digosok baru dia bisa bening.
Begitupun dengan manusia, jika ingin terlihat bening maka harus terus digosok dengan istighfar dan selalu berdzikir kepada Allah.
Filosofi batu akik yang berikutnya adalah bahwa kita mesti menjaga hati dengan baik, jangan sampai seperti batu akik yang di luarnya bening tapi di dalamnya keras. Kita harus banyak-banyak berdzikir dan ingat kepada Allah Swt, agar hati, jiwa, dan raga tetap bening serta tidak mengeras layaknya kerasnya batu akik.
Sesungguhnya cincin Rasulullah Saw itu terbuat dari perak dan batu mata cincinnya berasal dari negeri Habasyi. Dari Anas bin Malik, ia berkata, bahwa cincin Rasulullah itu terbuat dari perak dan mata cincinnya itu berupa mata cincin Habasyi (H.R. Muslim)
Menurut Imam Nawawi para ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan mata cincin itu mata cincin Habasyi adalah batu yang berasal dari Habasyi berjenis batu marjan atau batu akik, karena dihasilkan dari pertambangan batu di Habsyi dan Yaman. Pendapat lain mengatakan bahwa batu mata cincinnya berwarna seperti warna kulit orang Habasyi, yaitu hitam.
Yang paling penting bagi pengguna batu akik adalah senantiasa bertafakur karena batu akik adalah salah satu bagian dari makhluk Allah, sebagaimana Rasulullah memerintahkan kita untuk bertafakur atas makhluk Allah namun tidak boleh bertafakur tentang dzat Allah.
Jadi intinya kalau ingin terlihat bening maka pakailah batu akik dengan terus beristighfar dan berdzikir.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa batu akik memiliki sejarah panjang yang kerap dikenakan para tokoh besar, bahkan Aristoteles berpendapat bahwa batu akik dapat menjaga kewibawaan. Namun terlepas dari itu semua, jika dikaitkan dalam konteks Islam,maka mengenakan cincin dari batu akik sebenarnya lebih kepada mengikuti (ittiba') Rasulullah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H