Mohon tunggu...
Mudzakkir Harun Alrasyid
Mudzakkir Harun Alrasyid Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mudzakkir Harun Alrasyid mulai bergabung mengajar di SDIT Miftahul Ulum Cinere Depok Jawa Barat tahun 2003. Untuk keempat kalinya menulis buku tentang best practice dan motivasi. Demak Kota Wali Jawa Tengah adalah tempat kelahirannya. Zodiaknya Leo bagi yang ingin tahu bulan lahirnya. Anak terakhir dari jumlah enam bersaudara. Kurikulum adalah pekerjaan utama dan jabatannya saat ini Keahliannya menulis puisi dan menjadi juri literasi tingkat kota Depok. Ikut serta diamanahkan sebagai tutor PGSD Univesitas Terbuka di hari Sabtu dan Minggu. Ramaikan guru penggerak angkatan 8 kota Depok.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Emang Boleh Guru Berbuat Salah?

22 Januari 2024   09:15 Diperbarui: 22 Januari 2024   09:44 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adalah hal yang keliru bila ada anggapan bahwa seorang guru adalah orang-orang yang lebih shalih dari profesi lain. Salah besar jika ada yang menilai bahwa para guru tidak boleh melakukan kekeliruan karena guru adalah digugu dan ditiru. Kesalahan dan kekeliruan itu pasti terjadi dan itulah kami alami sepanjang perjalanan ini.

Kesalahan dan aib itu jika kita mencari-carinya maka ia ibarat lalat yang selalu mencari tempat dan sisi kotor dari tubuh manusia. Pasti lalat akan dengan mudah mendapatkan tempat kotor dari tubuh manusia meski yang bersangkutan sudah berusaha membersihkan diri.

Kesalahan dan kekurangan yang dilakukan sesungguhnya adalah risiko dari aktivitas yang terus bergerak dan melakukan banyak aktivitas. Oleh karenanya maka sangat mungkin melakukan kesalahan. Justru hal ini menunjukkan dinamika guru yang hidup di alam realitas di mana dilingkupi oleh pertentangan, perbedaan pendapat, dan perselisihan.

Kesalahan sejatinya tidak menjadi kekurangan selama tidak disertai sikap fanatik dan terus-menerus melakukan kesalahan itu setelah berusaha diluruskan. Kesalahan substansial justru terjadi ketika seorang guru mundur dari pekerjaaannya dan berdiam diri dengan alasan memelihara diri agar tidak melakukan banyak kesalahan. Padahal sesungguhnya kemunduran dan diamnya adalah kesalahan dan sebuah kemaksiatan.

Tentu saja setiap kekeliruan dari siapa pun tetap kita sikapi secara benar. Kekeliruan saudara kita harus diluruskan dengan adab dan cara-cara yang baik. Dengan tujuan yang baik, metode terbaik, objektivitas, dan kelapangan dada maka setiap kekeliruan akan berujung datangnya hikmah dan nasihat terbaik demi kehidupan mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun