Mohon tunggu...
Mudzakkir HA
Mudzakkir HA Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok

Guru yang selalu belajar dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Witing Tresno Jalaran Saka Kulina

20 November 2024   20:11 Diperbarui: 20 November 2024   20:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Witing Tresno Jalaran Saka Kulina


Witing tresno jalaran saka kulino adalah pepatah Jawa yang begitu mendalam maknanya. Secara harfiah, ungkapan ini berarti "bibit cinta tumbuh dari kebiasaan". Namun, di balik kata-kata sederhana ini tersimpan filosofi yang kaya tentang hubungan manusia, cinta, dan kehidupan.

Dalam pandangan Jawa, pepatah ini mengandung beberapa makna penting. Cinta tidak serta-merta muncul begitu saja, melainkan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan intensitas interaksi. Kebiasaan bersama, saling pengertian, dan saling membantu akan menumbuhkan benih-benih cinta yang semakin kuat. Cinta bukan sekadar perasaan sesaat, melainkan sebuah proses yang membutuhkan waktu dan kesabaran untuk berkembang. 

Melalui pembiasaan, kita belajar mengenal dan memahami karakter seseorang, sehingga cinta yang tumbuh akan semakin mendalam dan bermakna. Kebiasaan bersama menciptakan ikatan emosional yang kuat antara dua orang. Ikatan ini akan membuat seseorang merasa nyaman dan aman berada di dekat orang yang dicintainya.

Ajaran Islam juga memiliki pandangan yang sejalan dengan pepatah Jawa ini. Konsep cinta dalam Islam sangatlah luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Beberapa nilai Islam yang relevan dengan pepatah "witing tresno jalaran saka kulino" antara lain:
1. Cinta sebagai Ibadah:
Mencintai sesama manusia adalah bagian dari ibadah. Dengan mencintai orang lain, kita mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Pentingnya Keluarga:
Keluarga adalah institusi sosial yang sangat penting dalam Islam. Dalam keluarga, kita belajar tentang cinta, kasih sayang, dan tanggung jawab.
3. Sabar dan Tawakal:
Membangun hubungan yang kuat membutuhkan kesabaran dan tawakal kepada Allah SWT. Kita tidak bisa memaksakan perasaan seseorang, tetapi kita bisa berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Korelasi antara perspektif Jawa dan Islam sama-sama menekankan pentingnya kemanusiaan. Cinta kasih sesama manusia adalah nilai universal yang berlaku di semua agama dan budaya. Baik Jawa maupun Islam sama-sama mengajarkan bahwa cinta adalah sebuah proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Kedua perspektif ini mengandung kebijaksanaan hidup yang dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan.

Pepatah "witing tresno jalaran saka kulino" mengajarkan kita bahwa cinta adalah buah dari sebuah proses yang panjang dan penuh makna. Baik dalam perspektif Jawa maupun Islam, cinta adalah anugerah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Dengan memahami makna yang terkandung dalam pepatah ini, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat, kuat, dan bermakna dengan orang-orang di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun