Abang Grab dan Penumpang Aneh
Â
Ini adalah kisah nyata tentang abang grab dengan penumpang aneh yaitu penumpang pembawa miras. Suatu hari di sebuah kendaraan yang acapkali disebut orang orang sebagai kendaraan sejuta umat (Avanza) di tengah derasnya hujan yang menerjang dan kilatan petir yang tiada henti, seorang abang grab yang sedang melipir sejenak menunggu orderan tiba tiba hp nya berdering menunjukkan adanya orderan baru masuk. Ia melihat sejenak orderan tersebut dan memang tidak jauh dari titik ia berhenti, lalu bergegaslah abang grab tersebut untuk mengambil penumpang tersebut.
Sesampainya di lokasi, masuklah seorang bapak setengah baya sambil membawa sebotol miras ke dalam mobil abang grab. Seraya menoleh ke belakang abang grab pun menebar senyum sambil berucap "Selamat sore bapak, silakan masuk!", meskipun merasa keheranan dan canggung karena muncul perasaan kaget seorang penumpang yang masuk  membawa sebotol minuman keras. Di dalam hati abang grab tersebut langsung muncul justifikasi bahwa orang tersebut adalah pemabuk, orang yang tidak baik dan berperangai buruk.
Singkat cerita dalam perjalanan tersebut tiba tiba bapak tersebut bertanya kepada abang grab perihal kehidupan. Penumpang pembawa miras (ppm) bertanya, "Mas sejak kapan mulai ngegrab?", "Baru satu tahunan pak", jawab Abang grab (Ab).
Ppm: "Sudah berkeluarga mas?"
Ag: "Belum Pak!"
Ppm: "Apakah mas ada keinginan untuk berhenti ngegrab dan melakukan hal-hal lain untuk mengaktualkan potensi potensi diri yang jauh lebih baik ?"
Ag: "Entah Pak, saya masih belum memikirkan ke sana."
Ppm : "Owh begitu,,, saran saya mas harus cepat menentukan sebuah pilihan atau tujuan yang jauh lebih baik dan bisa mengaktualkan kemampuan diri agar bisa bermanfaat bagi yang lain dan juga memiliki perkembangan hidup yang lebih baik, mungkin kehidupan di jalan seperti ngegrab ini adalah hal yang sifatnya sementara dan tidak bisa dilakukan terus menerus, jadi mas nampaknya perlu mempertimbangkan hal tersebut."
Ag : "Yaa mungkin nanti akan saya coba pertimbangkan Pak!" (dalam hati sambil berkata sok tau banget nih si penumpang)
Singkat cerita tibalah di tujuan si penumpang pembawa miras tersebut yaitu di sebuah showroom mobil yang cukup besar. Dikarenakan hujan belum kunjung reda si penumpang tersebut mengajak abang grab untuk masuk sembari dibuatkan kopi dan makanan ringan. Si penumpang sambil bercerita sedikit bahwa showroom ini adalah hasil dari perjuangan hidupnya. Dahulu juga pernah hidup seperti abang grab tanpa arah tanpa tujuan dan menjadi sopir taksi. Akhirnya bangkit dan mau terus berubah serta belajar hal baru sehingga ia bisa mencapai titik yang ia anggap sebagai kesuksesan tersebut.
Singkat cerita hujan pun reda abang grab melanjutkan kerjanya dan berpamitan. Sambil didekati bapak pembawa miras tadi berpesan, "Mas itu orang baik, saya percaya suatu saat bisa menjadi orang sukses, jangan menyerah mas! terus berjuang dan jadilah orang yang bermanfaat." (sambil memberikan segenggam uang tips)
Selepas dari kejadian sore tersebut di saat pulang ngegrab, abang grab terngiang -ngiang oleh kata kata bapak tadi. Abang grab terus merenung dan berharap untuk bisa menjadi lebih bermanfaat dan lebih berkembag suatu hari nanti.
Setahun kemudian di saat si abang grab sudah diberikan sebuah kesempatan yang sangat berharga dalam pekerjaan yang lain, ia baru ingat betapa harus bersyukur lantaran teringat akan nasihat-nasihat yang diberikan bapak pembawa miras tadi. Awalnya ia hiraukan dan anggap remeh, justru menjadi sebuah kunci untuk kebaikan dirinya sendiri.
Dari kisah di atas sangat memiliki kaitan erat dengan kalimat *wong liyo ngerti opo*. Â Satu sisi yang bisa kita pahami mungkin si bapak pembawa miras merasa mengerti tentang cara agar si abang grab tersebut menjadi lebih baik dan sukses. Di satu sisi lain si abang grab menganggap dan berkesimpulan bahwa si bapak tersebut adalah orang yang buruk karena ia membawa miras.
Dua sisi di atas menggambarkan sebuah persepsi masing masing orang terhadao objek yang ia hadapi. Terkadang persepsi tersebut terlalu difokuskan pada nilai nilai aksiden daripada objek. Sesunguhnya nilai-nilai sunstansi yang penting untuk dilihat seolah tak tampak.
Abang grab yang melihat seorang bapak pembawa miras  langsung berkesimpulan bahwa ia adalah orang yang buruk. Abang grab tidak sempat berpikir ada  sudut pandang lain yaitu bahwa si bapak pembawa miras tadi justru ingin mengajak si abang grab untuk berpikir jauh ke depan,  memotivasi, dan memberikan semangat agar ia menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan bermanfaat bagi sesama.