Panggil Aku Walid
Dalam kehidupan yang fana ini banyak sekali harapan meskipun itu hanyalah sementara. Dalam kehidupan yang tak abadi ini banyak sekali  yang dibanggakan meskipun itu akan tenggelam ditelan masa. Banyaknya harta kekayaan dan keturunan juga menjadi sebuah kehormatan tersendiri padahal yang akan kembali adalah hati yang bersih.
Hubungan kedekatan orang tua dengan anak memang mutlak dan berjalan sesuai kodratnya karena memang mereka hidup bersama dalam satu ikatan nasab (keturunan) yang sudah digariskan. Karenanya orang tua dianjurkan berdoa agar dikaruniakan keturunan yang qurrata ayun (penyejuk mata) dan menjadi pemimpin orang beriman. Sementara itu sang anak diwajibkan mendoakan agar orang tuanya agar diampuni segala dosa dan disayangi oleh Tuhan sebagaimana sayangnya orang tua terhadap dirinya.
Realita di kehidupan ini ternyata tidak semua peran-peran keorangtuaan (parenting) dapat berjalan sesuai fitrahnya. Ada anak-anak yang harus tinggal di asrama yatim karena kedua orang tua sudah tidak ada dan ada pula orang tua yang belum dikaruniakan keturunan hingga berumur senja.
Peran pengasuhan (keayahan) dalam Islam diatur sedemikian rupa sehingga anak yang tidak memiliki orang tua dan orang tua yang belum memiliki keturunan diberikan sebuah kehormatan luar biasa dalam panggilan atau penyebutan sebagai simbol kedekatan emosional dengan fungsi nasab ataupun tidak bernasab.
Ada seorang ayah yang dipanggil Walid yang berati bapak atau seorang lelaki yang tidak memiliki hubungan darah dengan seorang anak tapi telah mendidik atau membesarkan mereka seperti ayah angkat. Ada juga yang ingin dipanggil Abu yang memiliki pengertian sebagai bapak yang memiliki hubungan nasab. Penggunaan pangilan Abu juga dapat dipakai pada garis keturunan ke atasnya selama masih memiliki hubungan darah, seperti kepada kakek atau kakek buyut.
Pangilan ayah berikutnya adalah Aba' merupakan sebutan yang diberikan kepada orang tua laki-laki tanpa memiliki hubungan nasab apapun. Di beberapa tempat ada juga yang lebih suka dipanggil Buya yaitu panggilan bapak yang dapat diberikan kepada seorang lelaki yang memiliki hubungan nasab atau tidak. Penggunaan kata buya juga memiliki arti sebagai bapak yang sangat disayangi. Panggilan ayah yang lain adalah Abati merupakan panggilan bapak yang ditujukan kepada seorang lelaki yang memiliki hubungan darah. Abati juga memiliki makna sebagai bapak yang sangat disayangi dan dihormati.
Ada panggilan untuk seorang ayah yang jarang kita dengar yaitu Hamw merupakan sebutan untuk bapak yang ditujukan kepada bapak mertua dari pihak suami. Pasangan dari hamw adalah Hamah. Sedangkan panggilan mertua dari pihak istri yaitu Nassib yang berarti sebutan untuk bapak mertua dari pihak istri. Pasangan dari nassib adalah nassibah.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H