Mohon tunggu...
Mudzakkir HA
Mudzakkir HA Mohon Tunggu... Guru SDIT MU Cinere Depok

Guru yang selalu belajar dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Memotong Kuku dan Menggunting Rambut Ibu Setiap Kali Pulang Kampung

19 Februari 2024   05:46 Diperbarui: 19 Februari 2024   05:53 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memotong Kuku dan Menggunting Rambut Ibu Setiap Kali Pulang Kampung

Ibu adalah orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Ibu adalah orang yang pertama kali merasakan cikal bakal kehadiran kita. Ibu adalah perantara kita masuk surga. Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi kita. Ibu adalah satu-satunya orang yang paling tulus menyayangi kita. Sesungguhnya surga itu berada di bawah telapak kaki seorang ibu.

Setiap keluarga memiliki cara tersendiri dalam membangun keharmonisan rumah tangganya. Setiap keluarga mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam mendidik putra- putrinya. Setiap keluarga berkomitmen menciptakan rumahku adalah surgaku sesuai pemahaman dan keyakinannya.

Suatu hari saya bersilaturrahim ke rumah sahabat di bilangan selatan Jakarta yang lokasi rumahnya tak jauh dari jalan raya meskipun harus melewati beberapa gang kecil. Sahabat saya ini baru menikah beberapa tahun yang lalu.  Dalam obrolan santai itu kami saling bercerita bagaimana masa kecil kami dan betapa sayangnya  kami terhadap ibu. Tak terasa air mata kami menetes perlahan-perlahan tanpa kami sadari saat menyebut moment kebersamaan bersama ibu.

Ayah dan ibu saya memang sudah kembali kepada Sang Pencipta. Sahabat saya sangat beruntung karena ayah bundanya masih ada dan sehat wal afiat. Beliau anak pertama memiliki adik laki-laki dan perempuan. Setidaknya setiap dua bulan sekali selalu merutinkan pulang kampung ke daerah Subang dan itu adalah agenda wajib yang tidak boleh terlewat.

Ada cerita menarik yang sahabat saya ini sampaikan dan ini benar-benar membuat saya tidak saja meneteskan air mata namun saya merasa sangat malu dan sebuah tamparan dahsyat dalam kehidupan saya. Belum pernah saya dengar dari siapa pun cerita yang menggugah jiwa dan membuat saya tercengang seolah tidak percaya. Sahabat saya bercerita bahwa setiap kali pulang kampung maka yang pertama kali ditemui adalah sang ibu. Selanjutnya minta tidur di pangkuan ibu sambil bercerita dan bermanja-manja. Setelah puas tidur di pangkuan ibu maka bergantian ibunya yang tidur di pangkuannya sambil dipegang jari-jari tangan ibunya dan dengan lembut dipotong kukunya. Tidak berhenti di situ, setelah puas memotong kuku dilanjutkan dengan menggunting rambut sang ibu.

Luar biasa dan saya benar-benar takjub akan kebaikan dan rasa sayang sahabat saya ini terhadap ibunya. Pernah suatu hari sahabat saya ini sedih dan menyesal karena sang ibu sudah dipotong kuku dan digunting rambutnya oleh adiknya yang masih kuliah gegara ia telat saat pulang kampung. Sahabat saya ini memang berhati lembut, sangat sayang terhadap istrinya, kreatif dalam ide-idenya, inovatif dalam menciptakan pembelajaran di kelas,  dan selalu tersenyum ceria kepada peserta didik, orang tua murid, dan rekan guru.

Saya meyakini bahwa ini semua lantaran begitu besar caranya memuliakan sang ibu. Terima kasih sahabat muliaku. Kaulah inspirasiku hari ini yang luar biasa. Maafkan aku ibu karena aku tidak selembut dan sesayang sahabat mulia ini dalam memuliakanmu.

Senin, 19 Februari 2024 menjelang pukul empat pagi dini hari

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun