Mohon tunggu...
Mudzakkir HA
Mudzakkir HA Mohon Tunggu... Guru - Guru SDIT MU Cinere Depok

Guru yang selalu belajar dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sedekah Sampah di SDIT MU Cinere Depok

15 Februari 2024   15:55 Diperbarui: 15 Februari 2024   16:04 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi sekolah sditmiftahululum

Sedekah Sampah di SDIT MU Cinere Depok

Kata sedekah biasanya identik dengan harta atau uang atau makanan atau barang atau apa pun yang ada nilai manfaat bagi si penerima. Sedekah juga biasanya dikaitkan dengan pembersihan atas kepemilikan harta agar makin berkah. Biasanya pula yang bersedekah adalah orang mampu, orang dewasa, para pekerja, para pejabat, dan juga para dermawan untuk orang-orang yang dianggap kurang atau tidak mampu. Tapi kali ini adalah sedekah sampah. Siapa yang mau? Apa istimewanya? Tidak menyinggung perasaan? dan sederet pertanyaan yang lain.

Sejak kapan istilah sedekah sampah disosialisasikan dan diperkenalkan ke peserta didik?. Kalau di SDIT Miftahul Ulum (MU) sejak tujuh tahun yang lalu saat sekolah mencanangkan sebagai sekolah adiwiyata. Proses SDIT MU mengikuti rangkaian kegiatan sekolah adiwiyata bukanlah dengan mudah dan tanpa kendala. Merubah budaya atau mindset tentang kebiasaan peserta didik dengan berbagai macam sampah dan aktivitas pengenalan lingkungan sekolah hijau adalah hal yang sangat susah dan perlu bertahun-tahun dicoba.

Saat ini SDIT MU sudah meraih gelar Sekolah Adiwiyata Nasional 2021 dan menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri 2024. Salah satu program yang dikembangkan adalah sedekah sampah yang rutin dilaksanakan setiap hari Kamis. Program ini mendapat apresiasi dari orang tua murid, hobi baru peserta didik, daya pikat masyarakat sekitar sekolah, dan ajang sudi banding sekolah lain.

Orang tua dihimbau untuk menyisakan sampah di rumah untuk dibawa ke sekolah oleh peserta didik dengan jenis sampah tertentu. Sampah ditimbang, didata, diberikan harga, dan dijadikan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah. Peserta didik didampingi guru kelas menyerahkan sampah yang dibawa dari rumah untuk disedekahkan di bank sampah yang berada di lingkungan sekolah. Hasil dari sedekah sampah ini dicatat di pembukuan bank sampah oleh karyawan dan dananya digunakan untuk keperluan kelas dan kegiatan charity di akhir pembelajaran setiap usai pelaksanaan ujian sekolah atau akhir tahun pelajaran baru. 

Ada yang berminat study banding? ... Bolehlah merapat ke sekolah kami.

Kamis, 15 Februari 2024 jelang pukul empat sore di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun