Mohon tunggu...
Mudzakir
Mudzakir Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis recehan perjalanan hidup

Butuh arahan!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hikmah Pandemi Segi Rohani

5 Juni 2020   20:07 Diperbarui: 13 Juni 2020   17:30 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pandemi Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan virus yang menyerang pernafasan.
Populer dengan nama COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia hanya dalam waktu beberapa bulan.

Hadirnya Covid 19 ini telah memberikan pelajaran penting dalam kehidupan. Bagaimana ia dengan cepat merubah tatanan pola hidup bagi masyarakat. Kebiasaan hidup yang biasanya biasa-biasa saja secara otomatis berganti harus melakukan pola hidup sehat. 

Namun dampak negatif pun dirasakan dari berbagai sektor. Para tenaga medis yang bekerja lebih extra, pekerja yang ter PHK, Aparatur pemerintah bekerja extra untuk memantau masyarakat. Perkumpulan ibadah apapun terbatasi semuanya hanya untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. 

Adanya pergeseran kebiasaan tersebut tentunya menguji setiap manusia dari segi rohani. Dimana yang biasanya kita semua beribadah harus dengan jamaah di tempat ibadah berubah menjadi jamaah harus dilakukan bersama keluarga. Sehingga menjadikan hubungan kekeluargaan semakin erat, serta status imam lebih teruji. 

Dalam situasi kondisi seperti ini diperlukas dikap adaptasi atau penyesuain terhadap kebiasaan. Tentunya harus dibarengi dengan selalu bersyukur. Hal tersebut jelas disampaikan didalam Al Qur'an Surat Yusuf:87

Artinya :
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir.(QS. Yusuf:87)

Dalam ayat tersebut memberikan edukasi kepada kita semua, kita diajarkan agar selalu semangat tidak mudah putus asa terhadap apa yang terjadi. 

Keadaan seperti ini akan segera berakhir jika setiap dari kita semuanya mampu beradaptasi akan kehidupan yang sudah di edukasikan baik agama maupun pemerintah. Terlebih perubahan hanya ada pada diri masing". Bagaimana dijelaskan dalam Al Quran bahwa "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." Q. S. [13] : 11.

Perubahan pola pikir setiap manusia biasanya dipengaruhi oleh lingkungangannya. Dalam situasi genting-gentingnya seperti ini kita harus bisa memilih dan memilah terhadap siapa kita harus mengikuti sehingga jiwa kita juga batin kita semuanya tetap tenang dan bersyukur seperti apa yang disampaikan oleh gus miftah. Bahwa "kita harus mengikuti pendapat para ahli bbukan malah  mengikuti orang yang ahli berpendapat. Dimana ucapan dan penyampaiannya menggunakan sentimen terhadap suatu hal tanpa menganalisa hal hal yang bersangkutan lainya. (5/06) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun