Mohon tunggu...
Mudrikah Aladawiyah
Mudrikah Aladawiyah Mohon Tunggu... -

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguak Motif Peziarah

14 Februari 2016   12:40 Diperbarui: 14 Februari 2016   13:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kali ini saya akan menulis tentang Peziarah. Pernah terpikir gak sebelumnya, kenapa makam wali selalu ramai? Pasti beda kan dengan makam orang-orang biasa. Ya tentu berbeda. Makam wali selalu dipenuhi oleh peziarah-peziarah yang mengharap keberkahan. Makam ialah kuburan, sedangkan ziarah ialah kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia.

Saya pernah melakukan ziarah ke salah satu makam waliyullah yang berada di jawa timur, tepatnya di kota pasuruan. Kota Pasuruan terkenal sebagai Kota industri karena begitu banyaknya perindurtrian besar dan maju. Selain Kota industri, kota ini juga mendapat julukan sebagai kota santri, tidak lain dan tidak bukan karena banyaknya pondok-pondok yang berkembang pesat di kota ini, termasuk juga banyaknya santri-santri yang menimba ilmu di kota ini.

Banyak pula para kyai-kyai alim dan masyhur berasal dari kota Pasuruan ini, salah satunya ialah KH. Abdul Hamid atau lebih akrab dengan sapaan Mbah Hamid Pasuruan. Beliau merupakan seorang ulama yang kharismatik, yang merupakan tokoh pendiri Podok Pesantren Salafiyah Pasuruan. Semasa hidup beliau terkenal dengan kearifan, kesalehan dan kesabarannya. Beliau wafat pada tahun 1982 dan jasad beliau dimakamkan di kota Pasuruan. (Sumber Online)

Makam beliau ini berada tepat di pusat kota, tidak jauh dari alun-alun pasuruan. Makam beliau selau ramai, entah itu pagi, siang ataupun sore dan malam. Tak jarang orang yang datang berasal dari luar kota, seperti probolinggo, malang, surbaya, atau bahkan luar provinsi. Kenapa banyak orang berdatangan ke makam beliau? Tentunya para peziarah ini memiliki motif tersendiri.

Secara bahasa Motivasi berasal dari kata lain movere yang berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to move. Motivasi diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving force). Menurut Dadi Permadi motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif.

Menurut Kamus Besar Bahas Indonesi (KBBI) motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi diartikan menurut Psikologi ialah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Karena rasa penasaran saya, akhirnya saya beserta teman-teman melakukan penelitian deskriptif studi kasus, dengan pengambilan data secara wawancara, dokumentasi dan observasi. Kebetulan, ini juga adalah tugas dari dosen sebagai syarat kelulusan mata kuliyah. Akhirnya kami pun memulai penelitian.

Kami berangkat dari malang dengan bis, kemudian turun di kebonagung pasuruan dan dialut dengan angkutan umum. Kami turun di alun-alun, setelah itu kami berjalan sedikit untuk menuju ke makam yang telah dipenuhi banyak peziarah. Setelah sampai di TKP, kami bergegas untuk melakukan penelitian. Dengan peralatan seadanya kami merecord dan mencatat setiap kejadian dan data yang kami peroleh. Setelah itu kami rekap seluruh data yang ada. Adapun data hasil yang kami peroleh melalui sampel acak, ialah:

a. Subyek 1, asal Yogyakarta.

Subyek 1 mengunjungi makam Mbah Hamid dikarenakan Mbah Hamid merupakan salah satu keturunan dari pesantren Krapyak dan menganggap bahwa Mbah Hamid adalah seorang yang terkenal dengan ilmunya di Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan teori Herzberg yang didalamnya membahas faktor motivator. Subjek 1 mengakui bahwa Mbah Hamid adalah orang yang terkenal akan ilmunya.

b. Subyek 2, warga setempat yang berprofesi sebagai petugas kebersihan Musholla.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun