Mohon tunggu...
Achmad Mudrik Baehaqi
Achmad Mudrik Baehaqi Mohon Tunggu... -

lahir di magelang pada 8 agustus 1994

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menemukan Kembali Jokowi-JK di Bincang Pagi Metrotv

19 Februari 2015   16:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah sekian lama masyarakat menunggu, akhirnya presiden membuat keputusan dengan mengajukan Wakapolri Komjen Pol Badrodin Haiti menggantikan Komjen pol Budi Gunawan menjadi calon Kapolri ke Dewan Perwakilan Rakyat. Selain itu Presiden menunjuk 3 pimpinan KPK sementara yaitu, mantan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki, pakar hukum Indriyanto Seno Adji, dan Deputi Pencegahan KPK Johan Budi serta memberhentikan sementara Abraham Samad dan Bambang Widjojanto sebagai Ketua dan Wakil Ketua KPK. Hal tersebut membuat masyarakat seakan akan menemukan kembali Presiden dan Wakil Presidennya. Memang perlu kita ketahui bersama, bila setiap keputusan yang dibuat tentu tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Tapi yang jelas masyarakat mempunyai keinginan yang besar terhadap keputusan tersebut, yaitu ingin lembaga penegak hukum KPK dan Polri tetap utuh dan saling sinergi. Hal tersebut akan meningkatkan komitmen dan kekuatan ke dua lembaga tersebut untuk memberantas korupsi di Indonesia.

Konflik antara KPK dan Polisi juga pernah terjadi di Hongkong dan Tiongkok, bahkan lebih parah dari yang terjadi saat ini di Indonesia. Di Hongkong, Polisi dan Komisi Pemberantasan Korupsi saling serang, bahkan dikabarkan polisi sampai mengepung gedung KPK. Namun sejalan dengan waktu, Hongkong dapat menyelesaikan masalah tersebut. Mereka tegas dan sepakat untuk mengusut korupsi yang terjadi pada 2 tahun sebelumnya. Sedangkan di Tiongkok, orang yang korupsi sebelum th 1998 diputihkan atau diampuni, sedang yang korupsi setelah tahun 1998 di hukum. Hal tersebut menjadikan Hongkong dan Tiongkok semakin bersih dari korupsi. Bila Indonesia bisa mengambil hikmah pelajaran dari Hongkong dan Tiongkok tentu konflik ini bisa di selesaikan serta tidak akan melihat spion terus. Himbauan untuk tidak ada kriminalisasi tidak cukup untuk menyelesaikakan masalah, tapi harus ada kesepakatan bersama. Kita semua ingin membela dua lembaga negara penegak hukum, Polri dan KPK demi kepentingan rakyat. Jangan sampai para koruptor merasa senang dengan polemik yang sedang melanda negara ini. Save KPK, Save Polri dan Save Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun