"terserah" jawabku.
"aku tahu kamu khawatir ra" ucap enji sore itu.
"sejak kapan aku khawatir hal semacam itu nji? ini hanya hal kecil jika dibandingkan kejadian-kejadian yang menimpaku selama ini"
"aku tahu, tapi irham adalah harapanmu selama ini kan?"
"sejak kapan aku memiliki harapan itu? toh dia yang tidak ingin melanjutkan hubungan ini" jawabku.
"terserah kamu, aku hanya mengingatkanmu sebelum kau kehilangan dia".
enji pergi meninggalkanku. aku tahu gadis itu mempedulikanku. dia khawatir keadaanku semakin buruk. aku memikirkan ucapan enji yang terakhir. benarkah aku siap kehilangan lelaki itu? aku kembali menilik hatiku. berat memang. tapi apa boleh buat. dia yang ingin pergi. dia yang ingin meninggalkanku. mana mungkin aku menghalanginya. dia bosan padaku. dia ingin aku merubah sifatku. katanya aku terlalu kekanak-kanakan dan terlalu bergantung padanya. katanya aku selalu mendahulukan emosiku dibandingkan pikiranku. biarlah. biarlah dia menghilang. toh bukan hanya kali ini aku kehilangan. sejak kecil aku sudah tidak memiliki ayah. ibuku pun pergi meninggalkanku entah kemana. satu-satunya yang tersisa hanya nenekku. beliaupun sudah di panggil Yang Maha Kuasa satu tahun lalu. ku pikir nasib baik telah meninggalkan dan melupakanku. Terkadang aku ingin menyalahkan Tuhan yang ku anggap tidak adil menentukan nasibku.
pagi ini aku terbangun lebih pagi dari biasanya. setelah melakukan ritual pagiku aku langsung pergi ke dapur untuk membuat sarapan sebelum aku berangkat kerja. aku sudah tak merasakan kalau rumah ini begitu sepi. mungkin aku harus bersyukur melihat karakterku yang tidak suka keramaian. mungkin juga aku harus berterima kasih pada orang yang telah melahirkanku dan meninggalkanku, hingga aku tidak perlu mendengar suara mereka di pagi hari seperti ini. juga, aku tidak perlu khawatir menjadi anak durhaka. aku tersenyum, ini suatu keberuntungan batinku. tiba-tiba hp ku bergetar. ku lihat nama enji terpampang di screen hp-ku.
"ada apa nji?" tanyaku malas-malasan.
"kamu nggak papakan?" tanyannya.
"emang aku kenapa? jangan lebay deh" jawabku.