Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengundang Rezeki

1 Juni 2020   10:46 Diperbarui: 1 Juni 2020   10:49 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/mengundang/photo:doc.pri


Mungkin kita tak pernah tahu di mana rezeki kita saat ini,  tapi rezeki  tahu dimana kita. Dari lautan biru, bumi dan gunung, Allah memerintahkan menuju pada kita. Bahkan Allah telah menjamin rezeki seorang anak Adam sejak empat bulan sepuluh hari  dalam kandungan.
"Tidaklah ada makhluk yang merayap dibumi ini kecuali Allah telah menjamin rezekinya"  (QS. Hud : 6)

Seringkali kita juga  melakukan kekeliruan besar dengan berpikir bahwa rezeki itu semata hasil dari kerja keras kita. Padahal sejatinya bekerja adalah ibadah dan rezeki adalah urusan-Nya.

Maka apapun pekerjaan kita, niatkan lurus karena Allah dengan mengharap  Allah ridho atas ikhtiar kita bekerja, dan memberikan rezeki yang pantas sebagai upah jerih payah kita.

Jangan sekalipun menolak kebenaran demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijamin-Nya, karena itu adalah kekeliruan berganda. Kita bekerja membanting tulang demi sejumlah angka yang tertera di buku tabungan dan deposito di bank maupun nominal yang tertera pada struk gaji. Namun kita lupa bahwa hakikat rezeki bukanlah yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah kita nikmati.

Rezeki tak selalu ada pada pekerjaan kita, tapi Allah menaruh pada tempat yang dihendaki-Nya. Tidak ada yang tahu di mana Allah meletakkan rezeki kita,  kapan ia datang dan dari mana. Kita hanya diwajibkan melakukan segenap ikhtiar dan usaha, dan rezeki akan menjadi kejutan tak terduga dari-Nya atas usaha kita

Karena rezeki sudah dijamin pasti adanya.  Maka yang harus kita perhatikan adalah bagaimana cara kita mendapatkannya. Halal dan haramnya harus diperhatikan.

Jangan lupa, bahwa setiap rezeki yang kita terima kelak juga akan ditanya,  "Darimana dan untuk apa?"

Jangan sampai kita menghalalkan segala cara hanya untuk memenuhi nafsu, karena akan sangat rugi jika menumpuk harta dengan cara yang dimurkai-Nya,  hingga mengantar kita ke dalam azab neraka.

Rezeki adalah hak pakai, Halalnya dihisab dan Haramnya diazab. Karena itu jangan pernah iri pada rejeki orang lain.
Allah membagi rezeki kepada hamba-Nya tanpa pernah tertukar satu dengan yang lainnya.

Ada yang bertanya dan mengeluh, "Jika Allah sudah menjamin rezeki kita, lalu bagaimana dengan masa-masa sulit sekarang ? Begitu banyak orang kehilangan pekerjaan dan tak berpenghasilan karena akibat pandemi.."

Tidak ada yang bisa menghalangi Allah untuk memberikan kita Rezeki di saat Pandemi seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun