Pernah merasa tertinggal?
Iya, ini yang gue alami di libur semester pertama sebagai maba. Ketika dunia ini kelihatannya begitu sibuk tetapi hanya lo yang nganggur. Lo harus berbuat sesuatu tetapi gatau mau ngapain. Lo udah buka Youtube, Netflix, Tiktok, dan sosial media lainnya tetapi bosan juga lama-lama. Lo mau CV lo diisi dengan berbagai pencapaian dan pengalaman tetapi belum berkesempatan menjadi bagian dari organisasi kampus, internship, ataupun volunteer yang pernah lo ikuti.
Dengan semangat gue sebagai maba (Mahasiswa Baru), gue mau menjadi bagian dari organisasi kampus begitu juga dengan teman-teman gue. But, things dont work out the way you want them to. Teman-teman gue yang lain, mereka udah berhasil menjadi bagian dari organisasi kampus, dan hal-hal hebat lainnya. Gue juga sudah berusaha, tetapi belum berhasil. At this point, gue merasa tertinggal.
Gue gapernah menyalahkan siapa pun dibalik gagalnya gue menjadi bagian dari organisasi atau seleksi volunteer yang pernah gue ikuti. Gue sadar diri. Memang diri gue masih kurang pengalaman, skill, dan usaha dibandingkan temen-temen gue. Gue selalu bersyukur walaupun gagal saat tahap wawancara. Toh, hitung-hitung pengalaman juga buat gue merasakan deg-degan diwawancara.
Tetapi....
Namanya juga manusia. Pasti ada rasa kecewa dan sedih karena terlalu berharap. Bagi gue, menjadi bagian dari organisasi kampus dan volunteer bisa memberikan pengalaman di CV dan media untuk berkarya. Gue mau ketika masuk dunia kerja nanti, gue bisa percaya diri dengan segala kemampuan dan pengalaman yang gue dapatkan ketika menjadi bagian dari organisasi kampus.
Gue uring-uringan. Gue takut ketika orang lain sudah memiliki banyak pencapaian, sementara gue masih stuck di zona nyaman gue. Setiap gue mencoba keluar dari zona nyaman, ternyata gue belum beruntung. Lama-kelamaan gue malas, nyali gue ciut, dan balik lagi ke zona nyaman gue.Â
Ternyata, ada yang gue lewatkan.
Gue lupa kalau dunia ini sudah berkembang sebegitu pesatnya. Gue sadar, kita bisa memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya. Gak harus masuk organisasi kampus kok untuk bisa berkontribusi di masyarakat. Lo bisa berkarya lewat Youtube, Tiktok, Instagram, atau seperti gue sekarang di Kompasiana. Yes, here I am. Mencoba berkarya lewat tulisan.
Zaman sekarang, semua orang tanpa memandang lo siapa, kaya atau miskin, bisa berkarya di berbagai platform. Tinggal lo pilih platform mana yang cocok buat lo berkarya. Syukur-syukur lo bisa dapat penghasilan dari karya lo. Keren banget sih.
Bahagia itu sederhanaÂ