Di era globalisasi ini, lulusan sarjana semakin banyak bermunculan. Tiap tahunnya, lebih dari satu juta mahasiswa berhasil mencapai tahap wisuda. Namun, kelulusan bukanlah tujuan akhir dari seorang mahasiswa, melainkan mendapat pekerjaan yang sesuai dan dapat hidup dengan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut, penting sekali untuk meningkatkan kompetensi tiap mahasiswa agar mampu bersaing dalam dunia kerja. Kompetensi yang dimaksud tidak hanya sekadar pengetahuan teoritis, melainkan skill-skill lain yang lebih relevan seperti kerja sama dan problem solving.
FAKTOR PENGHAMBAT PENINGKATAN KOMPETENSI MAHASISWA
Faktanya, banyak sekali mahasiswa berhasil lulus tanpa kompetensi yang memumpuni. Akibatnya mahasiswa tersebut kesulitan dalam mencari pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
- Kurikulum perguruan tinggi yang berfokus pada teori, sehingga kurang relevan dengan apa yang dibutuhkan di dunia kerja
- Lingkungan yang cenderung sempit dan membuat kegiatan juga monoton, mengarah pada kapasitas diri yang tidak memiliki kesempatan untuk diperbesar
- Keterbatasan sarana dan prasana di lingkungan kampus untuk mendukung kegiatan belajar mahasiswa
Untuk menjawab permasalahan ini, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini dibentuk dengan tujuan untuk memperlengkapi mahasiswa dengan memberikan pengalaman belajar diluar jurusan dan kampus guna meningkatkan daya saing di dunia kerja.
PROGRAM-PROGRAM DALAM KAMPUS MERDEKA
Dalam Kampus Merdeka, ada beberapa program yang dapat diikuti mahasiswa yaitu:
- Kampus Mengajar: Wadah pembelajaran untuk mahasiswa dapat belajar di luar kampus guna melatih kemampuan menyelesaikan permasalahan yang kompleks dengan menjadi mitra guru untuk menyusun, melaksanakan, dan berinovasi dalam strategi pembelajaran di sekolah.
- Magang MSIB: Program ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman kerja secara langsung sesuai bidang yang diminati.
- Studi Independen: Program ini memberikan kesempatan untuk mempelajari kompetensi yang spesifik dan praktis langsung dari pakarnya melalui aktivitas pembelajaran dan praktik langsung.
- Pertukaran Mahasiswa Merdeka: Program ini memberikan kesempatan untuk mahasiswa dapat mengalami lingkungan dan budaya yang berbeda lewat universitas lain di Indonesia.
- Wirausaha Merdeka: Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan wirausaha mahasiswa
- Indonesian International Student Mobility Awards: Program pertukaran dengan universitas lain dari seluruh dunia
- Praktisi Mengajar: Ruang kolaborasi antara praktisi dengan dosen perguruan tinggi dalam bentuk pengajaran mata kuliah
Program-program yang telah dicanangkan dalam Kampus Merdeka memiliki output untuk lebih siap memasuki dunia kerja. Manfaat yang dapat dirasakan melalui program ini antara lain memperoleh pengalaman untuk belajar di lingkungan yang berbeda (dalam dan luar negeri), meningkatkan hardskill dan softskill, memperluas koneksi, dan memiliki gambaran awal mengenai dunia kerja yang sebenarnya.
Seluruh mahasiswa mendapatkan akses yang sama terhadap program yang ada. Dengan sistematika penyeleksian yang cukup panjang, mahasiswa dituntut untuk mempersiapkan dan bersaing dengan mahasiswa lainnya untuk mendapatkan manfaat dari program.
TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI MBKM
Dengan jangkauan mahasiswa di seluruh Indonesia, tentu saja pengimplementasian dari program MBKM ini tidak dapat dikatakan mudah. Ada beberapa kendala dalam proses pelaksanaan MBKM, seperti nilai konversi yang belum terpenuhi, sehingga nilai hasil program MBKM belum diolah dan belum bisa digunakan di akhir semester. Kendala lainnya ada di proses pengolahan data yang masih manual, belum ada sistem yang dapat meng-input data secara otomatis. Selain itu, perguruan tinggi juga masih membutuhkan adaptasi dengan tahapan-tahapan tiap program.
Kendala dalam pengimplementasian program ini dapat diatasi dengan memulai kegiatan MBKM dari awal serta persiapan yang lebih matang. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan konversi kegiatan belajar menjadi kegiatan MBKM, melakukan penyesuaian kurikulum, CPL, dan CPMK, menyiapkan tim MBKM agar kegiatan-kegiatan persiapannya bisa lebih fokus dan tidak mengganggu perkuliahan wajib, serta menyediakan sistem akademik yang mendukung MBKM.