Mohon tunggu...
Mubaroq Dinata
Mubaroq Dinata Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mengaku Pecinta Buku & Perindu Pendakian. Tapi sekarang paling males baca buku kecuali cerpen. Dulu pernah bercita-cita aktif menulis. Tapi ternyata menulis apapun itu tulisannya tidak semudah membalikkan kertas koran. Kini menjadi pekerja Kemensos: PKH. Tinggal di Kotabumi - Lampung Utara.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mungkinkah SBY Menderita Penyakit yang Diderita Dr. Watson?

12 Februari 2017   21:01 Diperbarui: 12 Februari 2017   22:00 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ibarat Dr. Watson rekan Sherlock Holmes yang mengalami stres akibat bebas tugas dari medan perang. Mungkin itu pula yang sedang dialami Jenderal SBY. Bebas tugas (pensiun) dalam medan perang politik justru membuatnya tidak betah. Intensnya cuitan SBY belakangan menampakkan betapa ia kangen gelanggang.

Namun yang menentukan dalam medan politik sesungguhnya bukan jabatan. Tapi Pengalaman dan Lingkaran.

Pangkat & sekolah SBY boleh selangit, tapi sejarah membuktikan bahwa justru Lingkarannya habis digempur oleh Lingkaran Mak Banteng yang notabene 2 kali kuliah tidak selesai. Sudah lima bawahannya saat sebagai presiden digerus oleh KPK. Yang terakhir  Dahlan Iskan yang kala itu sang pemenang Konvensi Demokrat, terlunta-lunta sebagai tahanan tanpa perlakuan layak. Tentulah ada skenario besar di balik penangkapan itu semua sebagai upaya meruntuhkan wibawa dan mendelegitimasi SBY selaku seorang mantan. 

Menterinya ditahan KPK saat ia masih berkuasa. Bahkan, pada saat ia berkuasa ia tak mampu menengahi kisruh antara Polri dg KPK, notabenenya pucuk kedua lembaga tersebut ia yang memutuskan. Ini Paling engga menggambarkan ia berkuasa, tapi ia tidak mampu memegang kontrol atasnya.

Semestinya kalau SBY memang berniat all out, ia mesti berkubu dengan lawan musuhnya. Terlebih ia sendiri Jenderal yang Lingkaran dan Pengalaman politiknya kalah jauh oleh Mak Banteng. Mak Banteng dari kecil sudah hidup dlm iklim politik bapaknya, Soekarno. Barisan partai moncong putihnya pun berupa para loyalis titisan Soekarno yang taklid buta hingga beberapa anak-anak muda yg "mungkin" idealis. Sedangkan sang jenderal terlahir dari trah militer yang menang 2 periode hanya karena pengaruh kharisma thd pemilih ibu-ibu kala itu.

Kalau SBY mau menandingi Lingkaran Mak Banteng secara vis a vis, sepertinya engga banget. Mestinya tidak perlu malu2 atau sembunyi2, Jenderal mesti mau bergabung secara terbuka dengan kubu lawan dari musuhnya kalau tidak mau habis dibully sendirian terus-terusan. Kasian. Bapak Jenderal jadi bahan olok-olokan anak ingusan. Kalo aja bapak itu jenderalnya di Korea Utara, mungkin aja gak bakal seperti ini ceritanya pak. hehehe... [md]

#CeritaNgasal #CatatanIseng #janganditanggapinserius #NoOffense

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun