Mohon tunggu...
Mubaroq Dinata
Mubaroq Dinata Mohon Tunggu... wiraswasta -

Mengaku Pecinta Buku & Perindu Pendakian. Tapi sekarang paling males baca buku kecuali cerpen. Dulu pernah bercita-cita aktif menulis. Tapi ternyata menulis apapun itu tulisannya tidak semudah membalikkan kertas koran. Kini menjadi pekerja Kemensos: PKH. Tinggal di Kotabumi - Lampung Utara.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku yang Membawa ke Tiang Gantungan

6 Januari 2011   16:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:53 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12943323672042365273

Ma’alim fi Ath-Thariq (معالم في الطريق) adalah buku yang fenomenal dan revolusioner. Karya terakhir Sayyid Quthb ini membawa penulisnya syahid di tiang gantungan. Ia menyampaikan ide-ide yang mengagumkan dan dianggap berbahaya. Berisikan "petunjuk jalan" pergerakan dakwah yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Penting sebagai pegangan bagi orang-orang yang bergerak di jalan dakwah. Sedangkan para pembacanya di banyak negara, dicurigai; kalau-kalau mereka bisa menjadi teroris. Buku ini sempat dilarang di beberapa negara yang represif seperti Mesir, negara asal Sayyid Qutb dan Ma’alim fi Ath-Thariq. Bahkan, buku ini direkomendasikan dilarang oleh intelijen di negeri ini. Sayyid Quthb diadili oleh Pengadilan Militer pada tanggal 12 April 1966. Tuduhannya sebagian besar berdasarkan tulisannya, Ma’alim fi ath-thariq, di mana isinya dianggap berupaya menumbangkan pemerintahan Mesir dengan kekerasan. Kemudian, pada 21 Agustus 1966 Sayyid Quthb bersama Abdul Fattah Ismail dan Muhammad Yusuf Hawwasy dinyatakan bersalah dan dihukum mati. Quthb dihukum gantung bersama dua orang sahabatnya pada 29 Agustus 1966. Pemerintah Mesir tidak menghiraukan protes dari Amnesti Internasional yang memandang proses peradilan militer terhadap Sayyid Quthub sama sekali bertentangan dengan rasa keadilan. Sejak saat itu Quthb dijuluki sebagai Syahid bagi kebangkitan Islam, yang rela mengorbankan nyawanya di tiang gantungan. wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun