Mohon tunggu...
Mudhofir Abdullah
Mudhofir Abdullah Mohon Tunggu... profesional -

Mudhofir Abdullah adalah Dosen Filsafat Hukum Islam IAIN Surakarta. Tinggal Surakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rhoma Irama Effect dan PKB

11 April 2014   18:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Mudhofir Abdullah

(081586561136)

Suara PKB dalam Pileg 2014 ini naik signifikan. Tahun 2009 suara PKB hanya 4 persen dan tahun ini menjadi 9, 30 persen. Sejumlah survei yang dilakukan sebelum Pileg hanya menempatkan PKB pada perolehan 3 persen saja. Kenaikan PKB ini menjadi topik hangat di kalangan politisi. Mengapa hal ini terjadi justru ketika PKB mengalami jeda setelah pecah dengan keluarga inti Gus Dur? Faktor apa yang mendongkrak suara PKB naik? Ini pertanyaan yang sedang ramai saat ini.

Dengan raihan suara ini, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar tampil lebih percaya diri. Bahkan sejumlah partai besar seperti PDI-P dan Gerindra mulai melirik untuk menjajaki koalisi. PKB kini menemukan kejayaannya kembali setelah terpuruk di Pileg 2009. Fakta ini mengartikulasikan sebuah kemenangan kubu Muhaimin Iskandar atas Yeni Wahid.

Bagaimanapun, raihan PKB ini menunjukkan kepiawaian Muhaimin—meski oleh banyak pihak dianggap terlalu loyal dan penurut pada Partai Demokrat demi jabatan di pemerintahan. Ketum PKB punya strategi jitu dan mampu bertahan dari krisis internal. Meski ditinggalkan kader-kader bagus sepertiMasykur Musa, Effendi Khoiri, Lili Wahid, dan Yeni Wahid, namun Muhaimin tetap bertahan. Bahkan kini seakan-akan berada di posisi puncak. Nasibnya dapat diprediksi bahwa dia akan tetap menjadi menteri lagi.

Pertanyaannya, siapa penyumbang terbesar raihan suara PKB Pileg tahun ini? Banyak orang melihat faktor Rhoma Irama. Inilah Rhoma Irama effect. Kehadiran Bang Haji di PKB sejak tahun 2012 telah mendongkrak popularitas partai berlambang bintang sembilan ini. Apalagi setelah PKB mengumumkan bahwa Rhoma Irama menjadi salah satu kandidat Presiden dari PKB di samping Mahfudh MD dan Yusuf Kalla. Selain itu, Rhoma Irama juga ikut secara intens kampanye PKB di sejumlah tempat. Fakta ini menjadi alasan untuk menyebut peran Rhoma Irama bagi PKB.

Harus diakui bahwa Rhoma Irama, betapa pun masih sangat populer bagi rakyat Indonesia. Tak ada orang yang tidak mengenal dia, kecuali Habibi—sebagaimana dalam pernyataannya di sebuah acara Metro TV Mata Najwa (mungkin Habibie hanya berkelakar). Lagu-lagunya sangat legendaris, menyentuh hati, dan banyak di putar di acara-acara hiburan. Rhoma Irama adalah Raja Dangdut—sebuah genre musik yang paling banyak digemari rakyat Indonesia. Popularitas Rhoma Irama, diakui atau tidak, sangat mendongkrak popularitas PKB. Hasilnya adalah raihan suara PKB yang sangat signifikan. Anak-anak Rhoma Irama yang masuk menjadi caleg PKB mengikat Bang Haji untuk all out memperjuangkan PKB. Pencalonannya sebagai Capres PKB juga menambah sipirit Rhoma untuk bergulat penuh untuk partainya ini.

Popularitas Bang Haji punya efek bagi perolehan suara PKB, tapi tidak bagi elektabilitas Rhoma jadi calon presiden. Jadi harus dibedakan antara popularitas dengan elektabilitas. Dari fakta ini, suara PKB benar-benar berkat kiprah Bang Haji. Ini harus diakui, meski Muhaimin dengan malu-malu mengakui dalam sebuah wawancara di stasiun TV Swasta. Persoalannya, apakah PKB benar-benar akan berterima kasih kepada Rhoma Irama dengan mencapreskan atau mencawapreskan? Atau menempatkan Rhoma Irama sebagai menteri dalam kabinet yang baru? Pertanyaan ini hanya Muhaimin iskandar yang tahu.

Yang penting, Rhoma Irama jangan hanya dimanfaatkan saja, tapi sesudah itu dilupakan jasanya. Jangan habis manis sepah dibuang. Kalau Rhoma Irama diperlakukan seperti “habis manis sepah dibuang”, Muhaimin Iskandar dan PKB sungguuuh terlaluuu!!! Dan Bang Haji akan menciptakan lagu berjudul “Pengkhianatan PKB”!!!

IAIN Surakarta, 11 April 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun