Sejak zaman kolonial Indonesia terkenal akan rempah-rempah yang melimpah. Kekayaan rempah ini menjadi sebuah kekuatan dan peluang bagi Indonesia dalam bidang pengobatan tradisional. Definisi pengobatan tradisional menurut WHO adalah gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan praktik  berdasarkan teori, kepercayaan, dan pengalaman yang berasal dari budaya yang berbeda, baik dapat dijelaskan atau tidak, yang digunakan dalam pemeliharaan  kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosis, perbaikan atau pengobatan penyakit fisik dan mental.  Sampai saat ini, pengobatan tradisional masih digunakan oleh masyarakat indonesia, hal ini dapat dibuktikan sering kita jumpai penjual jamu di sekitar. Menurut pasal 59 UU Republik Indonesia tahun 2009 menyatakan, terdapat dua jenis pelayanan kesehatan tradisional, yaitu pelayanan tradisional keterampilan dan pelayanan kesehatan tradisional ramuan. Dalam pasal ini juga menjelaskan bahwa pemerintah membina dan mengawasi pelayanan kesehatan tradisional, agar dapat dipertanggungjawabkan manfaat, dan keamanannya serta tidak melanggar norma agama.
Sesuai dengan tujuan pemerintah, yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka dipastikan pelayanan kesehatan di Ibu Kota Nusantara sudah siap. Ibu Kota Nusantara terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pembangunan IKN berdasarkan tiga konsep utama, yaitu IKN sebagai kota hutan, sebagai sponge city, dan kota cerdas atau smart city. Mengusung konsep kota hutan, maka Ibu Kota Nusantara sangat berpotensi sebaga pengembangan tanaman herbal atau biomedicine, yang dapat membantu pelayanan pengobatan tradisional. Menurut Prof. Dr. Mustofa, Apt., M.Kes, dari FK-KMK UGM, Kalimantan kaya akan biodiversitas, termasuk tanaman obat. Ada 80% spesies tanaman obat dunia yang ada di Kalimantan. Kemudian, sebanyak 25.000-30.000 spesies tanaman yang terdaftar di BPOM. Beberapa penemuan tersebut dapat kita ketahui bahwa pengobatan tradisional sangat berpotensi dapat diterapkan dengan baik di Ibu Kota Nusantara.
 Optimisme pengobatan tradisional di IKN terlihat pula dari budaya dan tingkat edukasi masyarakat. Meskipun zaman semakin canggih, pengobatan tradisional akan tetap eksis. Hal ini didukung dengan data WHO yang menyatakan 80% penduduk di negara berkembang dan 65% penduduk di negara maju memilih menggunakan obat tradisional karena dianggap usia harapan hidup menjadi lebih panjang untuk prevalensi penyakit kronis. Selain itu, ketersediaaan sumber daya alam yang melimpah menjadi kunci kekuatan bangsa Indonesia di bidang kesehatan pengobatan tradisional.
Dengan adanya pengobatan tradisional di IKN, dapat memberi manfaat bagi negara dan masyarakat. Bagi negara akan memudahkan memberi pengobatan di wilayah terpencil, mengurangi ketergantungan impor obat-obatan, dan mendukung kesejahteraan UMKM, petani, dan perekonomian lokal. Sedangkan masyarakat akan mudah mendapatkan obat-obatan herbal yang aman dengan harga terjangkau, dan kemungkinan kecil terjadinya efek samping, karena menggunakan bahan alami. Pendekatan holistik dalam memberikan pelayanan pengobatan tradisional harus dilakukan juga. Pendekatan holistik sangat membantu pemerintah dan tenaga kesehatan untuk mengetahui kebutuhan yang diperlukan masyarakat, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
     Â
     Â
KATA KUNCI: IKN, Kesehatan, Obat, Tradisional
DAFTAR PUSTAKA
Asih Babay, Mun'im Abdul, 2022. Potensi dan Masalah dalam Pengembangan Kemandirian Bahan Baku Obat Tradisional di Indonesia. Chemistry and Materials, Volume 1, pp. 28-33.
Handayani Puji Reti, Puspariki Jenta, Nurmala Tiya, 2019. Persepsi Masyarakat Kabupaten Purwakarta Terhadap Pengobatan Tradisional Berdasarkan Kelompok Usia. pp. 1-5.
Kementerian Kesehatan RI, 2011. Mengenal Pelayanan Kesehatan Tradisional di Indonesia. Â https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/110114-mengenal-pelayanan-kesehatan-tradisional-di-indonesia [Online]. (diakses tanggal 20 September 2024).