Alloh mengingatkan (pada QS Ibrohim:7), Jika kalian bersyukur niscaya Alloh tambahkan nikmat, jika kalian kufur Alloh memberikan azab yang pedih. Sejalan dengan itu, Alloh mengingatkan lagi sampai 31 kali dalam Quran Surat Ar Rohman: Nikmat dari Tuhanmu manakah yang kalian dustakan. Hal tersebut bisa merupakan sindiran kepada kita.
Bahkan, kita ditegur-Nya: Sedikit sekali hamba-hamba-Ku yang bersyukur(QS. Saba': 13). Dalam (HR. Bukhori Muslim), Para sahabat dan istrinya, Aisyah bertanya, Wahai Rosululloh mengapa engkau beribadah sholat malam sampai kakimu memar. Bukankah engkau sudah dijamin semua dosamu pasti diampuni Alloh ? Rosul menjawab singkat, Tidak bolehkah aku bersyukur. Begitu fundamentalnya selalu bersyukur dalam hidup, sehingga Alloh menuntun hamba-hamba-Nya termaktub dalam Alfatihah: Alhamdulillahi Robbil 'aalamiin, yang dilafadkan dalam sholat.
Ruang lingkup syukur terejawantahkan dalam lisan(bi lisan/positive speaking), dalam hati(bi qolbu/pisitive feeling), dan dalam perilaku(bil akhlaq/positive acting).
Tak terhingga nikmat-nikmat rejeki dari Alloh bagi semua hamba-hamba-Nya dan tak ada putusnya. Kita mampu menjalani sholat ini merupakan nikmat rejeki besar. Kita bisa ngaji bareng tholabul ilmu ini nikmat rejeki besar. Kita mampu berpuasa merupakan nikmat rejeki besar. Kita tidak iri dengan siapapun merupakan nikmat rejeki besar.Â
Punya saudara sholih bisa saling menasihati ini nikmat rejeki besar. Sehat rejeki untuk beraktivitas kebermanfaatan, sakit rejeki karena menggugurkan dosa. Kesempitan nikmat rejeki karena selalu ingin dekat dengan Alloh. Kelapangan kemewahan harus diwaspadai karena bisa menggelincirkan pada sikap ujub dan takabur yang tidak disukai Alloh. Bahkan, Rosululloh mengingatkan, tidak akan masuk surga apabila ada kesombongan walaupun sebesar zahro.
Dampak bersyukur maka akan berhusnudzon(berbaik sangka) dan menjadi energi positif untuk terus bersemangat. Sebaliknya, jika tidak bersyukur maka akan bersu'udzon(berburuk sangka) dan menjadi energi negatif akhirnya berdampak malas-melas-lemas. Rumah bocor jangan ngeluh, karena itu diidamkan orang yang tergusur. Punya sandal jepit,alhamdulillah...karena pakai sandal jepit diidamkan yang tak punya kaki, subhanalloh.
Jika bersyukur, hidup jadi makmur. Jika bersyukur, hidup tidak kufur. Jika bersyukur, hidup jadi bahagia. Jika bersyukur, hidup tidak tersiksa. Jika bersyukur, hidup jadi husnudzon. Jika hidup tak bersyukur, hidup jadi su'udzon.Â
Sebuah persoalan, mengapa tidak bahagia ? Karena, dirinya membandingkan dengan orang lain. Ingat kata pepatah jawa, urip iku mung sawang sinawang.
Disampaikan pada Pengajian Umum RW 02 Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes Surabaya. Masjid Al Muhajirin, Minggu, 26 Februari 2023
Oleh Mudayat Haqi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H