Jumat, 30 Desember 2022 di Masjid Al Muhajirin pimpinan Bapak Ustadz.H. Muchtar, Bapak Ustadz Sumari, dan seluruh pengurus. Supermodern ditandai adanya era digitalisasi, yakni penggunaan internet secara masif. Teknologi menjadi penguasa Zaman. Semua sektor menggunakan aplikasi canggih, misalnya E-banking, E-filing, E-learning, E-commerce...dan seterusnya. Namun dibalik itu ada tantangan besar bagi generasi penerus, yakni tenaga kerja banyak tergantikan robotik. Angka pengangguran melonjak 5,8 % statistik nasional.
Teknologi bagaikan tombak bermata dua. Jika mampu memanfaatkan dengan baik, dampaknya akan baik. Sebaliknya, jika tidak bisa memanfaatkan dengan baik, tentu keburukan terjadi. Kejahatan cyber crime menjadi ancaman besar di dunia maya yang dilakukan pelaku hacker. Pembobolan dokumen rahasia banyak terjadi. Di kalangan remaja adanya geng geng yang memunculkan dunia kekerasan berakibat tawuran dan situs situs terlarang. Namun demikian, tidak sedikit manfaat teknologi jika bisa memanfaatkan dengan arif dan bijak.
Oleh karena itu, untuk menghadapi hal tersebut, Islam memberikan landasan dengan penguatan tarbiyah/pendidikan. Ayat pertama diturunkan, Iqro'(bacalah). Ayat ini menegaskan bahwa peradapan awal dibangun melalui pendidikan. Rosululloh diutus dengan misi besar, penanaman pendidikan akhlaq: Sungguh aku diutus untuk menyempurnaan kemuliaan akhlak(HR. Baihaqi). Yang sekarang disebut pendidikan karakter. Sejalan dengan itu, Rosul bersabda: Tidaklah orang tua memberikan kepada anak-anaknya pemberian yang lebih utama selain pendidikan yang baik(HR. Tirmidzi).
Mandatori Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 menegaskan tiga pilar pendidikan harus bersinergi. Pendidikan informal di lingkungan keluarga sebagai pondasi utama(Al ummu madrosatun ula/ Bunda guru pertama utama dan ayah kepala sekolahnya). Perintah Alloh: Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka/keburukan(At Tahrim:6).Â
Pendidikan formal di sekolah dan kampus harus memberi penguatan nilai moralitas agama dan keilmuan pengetahuan umum yang holistik sesuai kebutuhan peradapan zaman pada sektor yang ada pada potensi masing-masing. Walladzii qodaro wahada(Al A'la:3). Karena, semua manusia istimewa pandai di bidangnya. Tak ada orang bodoh. Pendidikan nonformal di lingkungan masyarakat, TPQ dan kursus lainnya.
Ada dua hal yang bisa disimpulkan. Pertama, tiga pilar pendidikan tersebut harus berkolaborasi memberikan kompetensi ilmu pengetahuan(knowledge), keterampilan(skill), dan sikap perilaku(attitude) penguatan pada keahlian. Sabda Rosul: Apabila urusan dilakukan bukan pada ahlinya maka tunggu kehancurannya(HR. Bukhori).
Kedua, dengan keahliannya bisa berperan serta bagi generasi Islam menjadi pelopor kebaikan di segala bidang(saabikum bil khoirot fastabiqul khoirot, Fathir & Albaqoroh). Pada akhirnya semoga semuanya diberikan kekuatan dalam mengisi elemen kehidupan supermodern dengan baik dan bermanfaat. Sebaik-baik manusia bermanfaat bagi sesama(HR. Thobroni).Memasuki 2023 semoga makin bermanfaat. Aamiin. Mudayat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H