Setiap diri secara alamiah telah memiliki dorongan dari dalam dirinya sejak keberadaannya. Dorongan-dorongan itu berfungsi menggerakkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sepanjang kehidupannya dorongan itu ada dan berperan besar dalam mengantarkan individu menggapai keberhasilan. Namun, dorongan yang tak terkendali memungkinkan terjadinya kerusakan pada diri manusia dan lingkungannya bila tidak ada pengendalian emosi. Tulisan ini akan mendiskusikan keterkaitan antara dorongan tidak sadar, konflik batin, dan pengendalian emosi manusia.
Pengalaman hidup sehari-hari terdapat pula emosi yang muncul di dalam diri kita. Tidak hanya emosi yang positif namun terdapat pula emosi negatif. Ketika ada ketidaknyamanan dengan seseorang, ada masalah yang tidak selesai, rasa marah, kecewa, dan bahkan ada rasa sedih berkepanjangan. Hal seperti ini emosi negatif akan kita rasakan dalam kehidupan.
 Bagaimana kita menjadi seorang yang bijak terhadap emosi negatif ini?
Â
Banyak cara yang sudah dilakukan, dengan pendekatan pada sang khaliq, berdzikir, bahkan ada yang mengabaikannya, tidak mengungkapkan/mengekspresikannya yang akhirnya memendam emosi negatif berkepanjangan.
Apakah kita mengira bahwa emosi negatif itu akan hilang seiring dengan berlalunya waktu, nah ini yang akan kita bahas mendalam saat ini.
Dalam psikologi Islam bahwa studi tentang jiwa dan perilaku manusia berhubungan dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia agar secara sadar dapat membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, sumbernya hanya ada dalam Al-qur;an dan Al Hadist. Â
Dorongan bawah sadar atau ketidaksadaran mengacu pada salah satu teori utama dalam psikologi kepribadian, yakni teori psikoanalisis yang dimotori oleh Sigmund Freud. Â Teorinya berpandangan bahwa kepribadian manusia didominasi oleh ketidaksadaran. Kesadaran hanya bagian kecil dari struktur kepribadian manusia. Sehingga wajar donk kalo emosi-emosi yang datang baik positif maupun negatif akan mewarnai dalam kehidupan, dan tinggal bagaimana kita harus memposisikan antara emosi positif dan emosi negatif dalam diri kita. Kesadaran itu yang muncul dalam permukaan, sedangkan ketidaksadaran adalah apa yang ada di bawah permukaan yang sangat luas (Feist & Feist, 2008; Hall & Lindzey, 2000).
Freud menjelaskan dorongan bawah sadar erat kaitannya dengan pembentukan kepribadian manusia, hal ini merupakan hasil proses dinamis yang melibatkan id, superego, dan ego (Feist & Feist, 2008). Â Dengan kata lain bahwa emosi yang tidak teruraikan tidak akan pernah mati, namun akan terkubur dan hidup di dalam diri kita, yang nantinya akan muncul dengan cara yang lebih buruk. Ini jelas menggambarkan bahwa emosi negatif yang terpendam juga tidak akan hilang begitu saja di dalam diri kita dan suatu saat akan keluar diluar kendali, dengan cara yang tidak baik.
Ketika kita mengabaikan dan tidak menguraikan dengan benar emosi negatif yang hadir di dalam diri, maka emosi tersebut akan terus terpendam dan menumpuk di dalam diri. Ternyata kita sudah memiliki segudang emosi negatif di dalam diri kita. Apa yang akan terjadi pada kesehatan mental kita? Bagaima gambaran perilaku kita?
Â
Kebanyakan akan muncul ketidak nyamanan psikologis, mood naik turun, sensifitas tinggi, mudah galau, mudah marah, kurang nyaman di keluarga, kasar pada orang lain atau julid, bersikap negatif pada orang lain, jutek,  merasa tertekan yang tidak selalu jelas apa penyebabnya bahkan sampai mudah menyakiti orang lain.
Bisa jadi secara fisik akan terasa keluhan-keluahan seperti pusing, asam lambung naik, tekanan darah tidak normal, merasa mudah lelah dan lain-lain.