Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang di Indonesia yang terhubung dengan idola mereka dari Korea dan Jepang, meskipun mereka tidak pernah bertemu langsung. Fenomena ini disebut hubungan parasosial, yaitu hubungan sepihak di mana seseorang merasa punya ikatan emosional dengan idola, tokoh publik, atau bahkan karakter fiksi. Dengan semakin kuatnya pengaruh budaya pop Korea dan Jepang, fenomena ini menjadi bagian yang menarik untuk dibahas, terutama dampaknya bagi masyarakat Indonesia.
Bagaimana Budaya Korea dan Jepang Membentuk Fenomena Ini
Budaya pop Korea, atau yang sering disebut Hallyu (Korean Wave), telah menyebar luas di Indonesia melalui musik K-pop, drama, dan program hiburan. Idol-idol K-pop seperti BTS, BLACKPINK, dan EXO, misalnya, sering berinteraksi dengan penggemarnya melalui media sosial, konten eksklusif, dan acara fan meeting. Mereka membagikan momen-momen yang terlihat pribadi, membuat penggemar merasa dekat, seolah-olah benar-benar mengenal mereka.
Di sisi lain, budaya Jepang juga punya daya tarik tersendiri. Karakter dari anime atau manga, serta VTubers (idola virtual), sering menjadi objek keterikatan emosional yang mendalam bagi penggemar. Banyak penggemar yang merasa "nyambung" dengan tokoh-tokoh ini, seolah-olah mereka adalah teman atau bahkan pasangan hidup.
Tertutama dengan munculnya istilah seperti BFE (Boyfriend Experience) dan GFE (Girlfriend Experience). Dimana VTubers (idola virtual) memberikan pengalaman berpacaran kepada penggemarnya melalui layar dan membuat penonton merasa memiliki hak atas VTubers tersebut. Hal tersebut memperkuat hubungan parasosial yang tercipta antara penggemar dengan pembuat konten.
Fenomena Ini di Indonesia
Di Indonesia, hubungan parasosial ini semakin terasa dengan berbagai kejadian yang melibatkan penggemar:
- Dukungan Luar Biasa untuk Idol K-pop
Banyak penggemar K-pop di Indonesia rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membeli merchandise, tiket konser, atau bahkan album edisi terbatas. Ketika idola mereka membuat keputusan penting, seperti menikah atau hiatus, beberapa penggemar bisa merasa sangat emosional, seakan-akan kehidupan mereka sendiri terpengaruh. - Keterikatan pada Karakter Anime dan Virtual
Tren seperti VTuber juga berkembang pesat di Indonesia. Beberapa penggemar merasa sangat dekat dengan idola virtual ini, bahkan sering mengungkapkan rasa cinta di kolom komentar atau saat livestream. - Kontroversi di Media Sosial
Tidak jarang penggemar menunjukkan loyalitas yang ekstrem di media sosial. Mereka melindungi idola mereka dengan cara menyerang pihak yang dianggap menghina atau menyakiti sang idola.
Dampak Positif dan Negatif
Hubungan parasosial ini tentu membawa dampak yang beragam. Di satu sisi, hubungan ini bisa memberikan kebahagiaan dan motivasi bagi penggemar. Banyak yang merasa lebih semangat menjalani hari karena kehadiran idola mereka. Namun, di sisi lain, ada juga risiko seperti pengeluaran yang tidak terkendali, ketergantungan emosional, hingga jarak dari hubungan sosial yang nyata.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Fenomena hubungan parasosial adalah bagian dari strategi industri hiburan untuk mendekatkan idola dengan penggemar. Ini bukan hal yang salah, asalkan penggemar tetap bisa menjaga keseimbangan. Kita perlu sadar bahwa hubungan ini tidak nyata, dan penting untuk tetap mengutamakan koneksi sosial dalam dunia nyata.