Tidaklah ada hamba Allah yang tidak berharap menjadi penghuni syurga. Harapan itu selalu dimunajadkan dalam doa', seusai shalat rawatib, shalat tahajud, berbagai shalat sunat dan dalam berbagai kesempatan. Sewaktu penuh keceriaan maupun dikala sedang dilanda kesedihan. Tidak hanya di masjid, namun juga di rumah, dalam perjalanan, saat hadir dalam berbagai acara tasyakuran, perhelatan, di kantor...... malahan di lokasi wisata dan hiburan.
Khutbah Jum'at 18 Agustus 2023 -- 1 Safar 1455 H, di Masjid Al Hurriyah Puri Ndah, Jakarta Barat menyegarkan kembali tentang ciri-ciri calon penghuni syurga. Ciri-ciri tersebut diuraikan dengan sederhana namun padat oleh Chatib H Rustam Effendi. SH. Petikan isi khutbah tersebut disertai referensi lain, sangat bernilai dan patut sekali disimak kembali. Tiga ciri, dari puluhan ciri penghuni syurga itu, diantaranya adalah:
Pertama, Hamba Allah, baik dia seorang warga biasa maupun pemimpin selalu dengan wajah yang berseri dan penuh senyum. Wajah seperti ini adalah perwujudan dari hatinya, yang bersih jauh dari sifat mudah tersinggung, marah dan berprasangka negatif. Hal ini terlihat dalam pribadi Rasulullah yang menyenangkan, lembut. Beliau tidak pernah marah, dalam berbagai kondisi, wajahnya selalu membuat para sahabatm merindukan.
Rasulullah yang dilempari kotoran unta saat ke Masjid oleh seorang kafir Quraisy, tidak serta merta, raut wajahnya yang penuh senyum berubah, tanpa tanda tanda kemarahan. Setelah berhari-hari berjalan, suatu waktu pelemparan kotoran unta itu tidak terjadi. Rasulullah bertanya pada sahabat, kemana pelaku yang melempari saya dengan kotoran tiap hari ?. "Dia sakit", ujar sahabat. Setelah selesai shalat Rasulullah mendatangi pelaku di di rumahnya. Pelaku itu ketakutan dan Rasulullah dengan lembut dan penuh senyum menyatakan, "saya kesini, melihat kamu yang sakit". Orang itu minta maaf pada Rasulullah. Kebencian selama ini berubah dengan kekaguman. Pelaku yang menghina Rasulullah itu, langsung mengucapkan "dua kalimat shahadat".
Kedua, Ucapan, baik konten dan cara menyampaikan menggambarkan bagaimana sebenarnya orang itu. Sabda Rasulullah, dari Abu Hurairah ra, beliau bersabda: "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam." (HR: Bukhari dan Muslim). Mulut mu adalah harimau mu. Karena itu baik atau buruknya lisan adalah cermin dari baik atau buruknya hati, Misalnya ibarat moncong teko. baik atau buruk yang keluar dari moncong teko adalah cermin dari baik atau buruknya isi di dalam teko, Lisan adalah ibarat sebuah moncong teko, sedangkan hati adalah ibarat isi yang di dalam teko. Jika yang sering keluar dari moncong teko adalah susu, maka isi di dalam teko itu adalah susu, dan jika yang sering keluar dari moncong teko adalah air kotor, maka isi di dalam teko adalah air kotor pula. Karena moncong teko hanya akan mengeluarkan sebagaimana keadaan isi di dalam teko
Dari Anas bin Malik berkata Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan gambaran tentang bagaimana keadaan antara hati dan lisan seseorang dalam sabdanya "Tidaklah lurus iman seorang hamba hingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sampai lurus lisannya".
Ketiga, Ringan berbagi adalah ciri berikutnya dari penghni surga, yang disebut dengan kata lain dermawan. Karena sesunggguhnya harta itu datang dan milik Allah. Semakin banyak berbagi, maka akan semakin banyak pula imbalan yang diperoleh. Allah telah memberikan rizki kepada hambanya tanpa batas, dan hamba Nya tidak akan mampu menghitungnya.
Baik rizki itu berbentuk harta, keluarga, ilmu, kemudahan dan lainnya, yang harus disyukuri. Salah satunya adalah dengan berbagi.
Kita boleh iri pada hamba Allah yang ringan berbagi. Mari lihat berapa contoh hamba Allah yang berbagi dengan hartanya membangun masjid. Diantaranya adalah; Masjid Namira, Lamongan, Annur di Piladang, Payakumbuh, Darul Ilmu di Kayutanam, Masjid Sofia di Bogor, Masjid Trans Studio, Bandung, Masjid Kubah Mas, Depok, Masjid At Tahir, Cimanggis, Masjid Darul Salam, Cirendeu, Masjid Babah Alun, Jakarta Selatan, Masjid Ramlie Musafa, Sunter, Masjid Agung H Ahmad Bakri, Kisaran,yang dibangun oleh hamba Allah perorangan atas nama orang tua atau keluarga, dengan niat yang Ikhlas. Akhir-akhir ini sejumlah pengusaha yang sukses membangun masjid atas nama orang tua d dan keluarga.
Ketiga ciri-ciri penghuni syurga diatas dan sejumlah ciri lain akan memberikan dampak positif bilamana dikaji ulang dan diterap kan dengan istuiqamah. Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI