Suhardi Suryadi (Suhardi bin Slamet Suryadi) seorang tokoh NGO Nasional, mantan Direktur Eksekutif LP3ES Jakarta, pendiri NGO LP2SD Lombok Timur, Konsepsi NTB, dan SOMASI. Beliau guru sosial engineering, sahabat dan teman yang sangat baik yang selalu memberikan pencerahan bila bertemu kawan kawan di NTB. Pelopor Metodologi PRA, inisiator Hutan kemasyarakatan di NTB dan Indonesia umumnya.
Lebih dari dua dasa warsa yang lalu, nenjadi inisiator program yang bertumpu pada masyarakat, baik bidang kehutanan, lingkungan hidup, sumberdaya air, pengembangan kawasan, pengembangan usaha kecil dan demokrasi. Saya ingat 22 tahun yang lalu. Dia bersama dengan orang tua, kelompok muda dan masyarakat peduli Sumbawa, NTB, mendirikan Lembaga Non Pemerintah - Samawa Center (SC). Lembaga ini merupakan puncak dari berbagai exercise berbagai forum masyarakat Sumbawa.di Mataram selain IKS (Ikatan Keluarga Sumbawa) Mataram, sendiri.
Kembali ke Jakarta, aktif di LP3ES dalam berbagai program. Malah diberikan amanah sebagai Direktur Eksekutif LP3ES, periode 2005-2010. Menjadi pelopor pertama "Hitung Cepat" hasil pemilu dengan mitra stasiun TV RCTI.
Walau saya tidak lagi menjadi staf di LP3ES sejak tahun 1988, saya sering mampir di LP3ES yang masih berkantor di Slipi No.81. Jakarta Barat (sekarang Gedung Toto) bertemu dengan teman-teman lama, wakil direktur Sudar Atmanto, Mudaris Ali Mashud, Kuswanto Sumo Admojo, Fajar Nursaid, Abdul Hamid, Erfan Maryono, Masmimar Mangiang, Didik Rahbini, dan para senior lain.
Bersilaturrahim dan berbagi informasi, tentang Gerakan Pemberdayaan Masyarakat, advokasi masyarakat lapis bawah, penelitian dan pelatihan. Hadir di beberapa pertemuan yang diselenggrakan oleh LP3ES, seperti Rapat Anggota Tahunan Perkumpulan LP3ES, peringatan ultah LP3ES, diskusi dan seminar. Beberapa tahun yang lalu, setelah acara LP3ES yang diisi oleh Prof. Emil Salim di Jakarta Design Centre, Slipi, saya Suhardi dan Ison Basuni, pergi bezuk Bang Arselan Harahap yang sedang dirawat di RS Fatmawati.
Usai dari Direktur Eksekutif LP3ES, Suhardi aktif di majalah Prisma dan sebagai konsultan untuk berbagai kementrian dan Lembaga Pemerintah. Salah satu diantaranya adalah penyelenggaraan Latihan bagi Sarjana dan Pemuda Pelopor Pembangunan Pedesaan (PSP3) dibawah Kementrian Pemuda dan Olah Raga. Untuk setiap angkatan diikuti oleh hampir 1.000 orang sarjana dan pemuda dari berbagai propinsi di Indonesia. Pelatihan berlangsung di Diklat Angkatan Darat, Rindam Condet, Komplek Marinir Cilandak, Komplek TNI, Bekang, di Cimahi dan lokasi lain.
Dalam pelatihan yang berlangsung sekitar tiga pekan itu, sejumlah teman-teman aktifis LSM diajak sebagai "Fasilitator Latihan itu". Para trainer tersebut adalah Imam Pituduh, Nana S Tjalim, Tondi Martondi, Didin Syafruddin yang telah dipanggil al Khaliq beberapa tahun lalu. Menyusul kemudian teman-teman seperti Endang Basri Ananda, Bambang Pranowo, Darbi Yusbar Salim, Zar'an Ngadimin, Awan Dewangga, Daniel Dakidae, Heru Darmawan, Masmimar Mangiang dan Nasihin Hasan, serta sejumlah teman yang pergi lebih cepat.
Dalam beberapa pertemuan dengan Suhardi rahimahullah, kami selalu bercerita tentang anak dan keluarga. Dia ingat betul anak sulung saya Hendry yang ditemui saat ia bersilaturrahim ke tempat tinggal saya di Komplek SPS Puri Indah, Jakarta Barat. Dalam kesempatan lain, saya sering mengusulkan "Hardi, bagaimana kalau sejumlah tulisan di media cetak "Kompas", dibukukan" Dia menjawab, "Ya Mas Muchtar", ada rencana namun belum ada waktu.
Kenangan yang mengesankan adalah ketika menghadiri pennikahan putranya yang berlanngsung di salah satu gedung serba guna di Jl. Fatwawati. Kami bercerita Panjang, tentang keluarga, kegiatan dan teman-teman, saat kedua penganten istirahat. Kenangan itu Kembali muncul, saat dia menghadiri pernikahan putra sulung saya di daerah Pasar Minggu, lebih 40 tahun yang silam.
15 Februari 2023, saya tersentak kaget, ketika membuka medsos. Kok banyak sekali ucapan dan karangan bunga ucapan duka cita, tersimpan di album galery foto dan video. Setelah dibuka, ternyata Suhardi Suryadi, umur 62 tahun, meninggal 15 Februari, 2023. jam 13.30 di RS Fatmawati. "Papa sudah wafat Om, beberapa jam yang lalu. Tadi pagi ada keluhan di lambung, langsung kami bawa ke rumah sakit Fatmawati. Papa diperiksa intensif di rumah sakit ini, masuk ruang ICU, ternyata ada kelainan pada jantung Papa. Sulit bernafas dan mulai berkurang kesadaran Papa", tulis anak di media sosial LP3ES Friends, LP3ES Associate, Eks LPPSE dan BMS Foundation, Fasilitator Indonesia dan jaringan medsos lain. Hari itu, 15 Februari bagi saya semakin sulit dilupakan, karena pada tanggal itu Ibu ku Hj. Dariana Tanjung bin Thayyib berpulang ke rahmatullah, 19 tahun yang lalu.