Jaya Nasti, Menulis Biar Nggak Pikun
"Hari ini 5 Oktober 2016, tidak terasa, ternyata sudah 3 tahun persis saya menjadi penulis artikel di Blog Kroyokan Kompasiana. Saya lihat statistik saya di Kompasiana, hasilnya adalah jumlah artikel 476 judul dan dibaca oleh 683.871 kali". Tulisan Jaya terakhir di Kompasiana terakhi adalah 12 April 2017 dengan judul
"Dahlan Iskan Orang Hebat dan Baik, Jadi Korban Konspirasi." Selama setahun berikutnya (5 Oktober 2016 -- 12 April 2017) Jaya telah menulis 76 judul tulisan di media blog keroyokan ini.
Hal ini muncul saat saya pulang kampung 19-30 Desember 2020 ke ranah Minang Sumatera Barat melewati kampungnya Kamang, Hilir, Bukittinggi. Pulang kampung dengan anak, menantu, cucu dan istri, dengan jalan darat yang lebih "aman", namun was-was takut tertular visus covid 19, yang tidak kunjung raib..
Memang M Jaya Nasti yang saya panggil Jaya, sejak puluhan tahun di LP3ES, dikenal jernih tulisan nya, enak dibaca dengan logika yang mudah dicerna. Jaya lahir di Kamang Hilir, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 1950. Pendidikan formalnya adalah PGAN Padang, diteruskan ke Fakultas Tarbiyah Jurusan Bahasa Arab, IAIN Imam Bonjol, Padang sampai sarjana muda dan melanjutkan studi ke tingkat sarjana di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kenangan makin segar ketika mengingat alm mas Dawam Raharjo. Mantan direktur LP3ES, "Tar, kalau nulis jo, kayak Jaya. Benar, jelas dan logik. Kamu kan dekat rumah dan sama-sama orang Padang, belajar sama dia" . Apa yang diucapkan oleh Mas Dawam itu tidak salah, Dengan kemempuan menulis karir sebagai konsultan berkembang. Secara khusus, selama tiga tahun 2013-2016, dia telah menulis di media ini rata-rata hampir 3 judul tulisan.
Jaya, menulis artikel di Kompasiana adalah untuk menyalurkan hobi. Tidak mengharapkan untuk mendapatkan apa-apa. Soalnya, sejak mulai bekerja 41 tahun yang lalu, salah satu tugas utama nya adalah menulis, baik berupa laporan pelaksanaan pekerjaan, laporan hasil penelitian, project proposal dan sebagainya. Dulu, sewaktu masih bekerja sebagai staf di LP3ES, mempunyai kualifikasi "sebagai pelatih yang hebat dan penulis laporan serta proposal yang baik".
"Dalam usia kepala enam (2016), di mana penyakit lupa dan pikun mulai mendekat, saya berpikir bahwa saya harus mempertahankan kemampuan dan ketrampilan menulis yang saya miliki lebih lama lagi. Maka solusinya adalah menjadikan menulis artikel sebagai "hobi".
Untuk itulah ia mulai menulis artikel, menulis tentang apa saja yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial ekonomi. Tetapi ia juga bisa menulis masalah yang termasuk kategori politik, atau sebut saja sebagai komentator politik.
Tiga buah yang ditulis dengan beberapa teman di LPPSE, YPMUI dan BMS Foundation yakni; "Kurenah dan Kucindan Urang Awak", "Manajemen Kematian dan " Minangkabau Di Tapi Jurang,Mambangkik Batang Tarandam", dimuat resensi nya di rompasiana.com ini.
Jaya dipanggil Illahi Rabby, setahun setelah dia menulis analisis motivasi, hasil dan pencapaian pendapat pembaca dan admin kompasiana (September 2016).