Dalam hidup ini tentu kita akan mengalami sebuah masalah, baik masalah besar atau masalah kecil. Hanya saja dalam menyingkapi masalah tersebut justru sikap kita yang menjadi masalah, bagaimana sikap kita dalam menyingkapi masalah tersebut akan berdampak berapa besar atau sulitnya masalah tersebut. Namun apabila kita tidak panik dalam menghadapi masalah, slalu berprasangka baik dan ikhlas, maka InsyaAllah setiap masalah akan berdampak positif dalam kehidupan kita. Terkadang justru kita akan banyak belajar dari sebuah masalah untuk menjalani hidup ini lebih baik dan berarti dimasa mendatang.
Ada sebuah kisah yang menurut saya ini bisa menggambarkan sisi positif dari setiap masalah. Kisah ini saya baca dari artikel Bpk.Muhaimin Iqbal di geraidinar.com. Suatu hari seorang petani dikejutkan dengan suara erangan keledai yang sangat keras, dia berlari ke sumber suara dan mendapati keledai miliknya tercebur kedalam sumur tua yang dalam. Setelah berpikir keras bagaimana dia bisa menyelamatkan keledainya, dia tidak menemukan cara untuk mengangkat keledai dari dalam sumur tersebut. Diundangnya para tetangga untuk membantu, tetap tidak ketemu cara untuk melakukannya.
Lantas si petani bermusyawarah dengan para tetangga yang sudah ramai berkumpul : “Aku kasihan mendengar erangan keledaiku, lagi pula sumur tua ini sudah tidak aku pakai – bagaimana kalau keledaiku yang didalam sana kita kubur sekalian dengan tanah untuk mengakhiri penderitaannya ?” Para tetangga menyetujui usulan si empunya keledai dan mulai membantu mengurug sumur dengan tanah. Ketika sekop demi sekop tanah mulai menimpa punggung si keledai, si keledai semakin mengerang – tetapi kemudian dia mendadak diam dan berpikir. Dalam hatinya dia berkata “Tuanku sangat menyayangiku, pasti dia sedang menolong aku dengan tanah ini !”.
Lantas bersamaan dengan semakin banyaknya tanah yang dilempar kedalam sumur, kaki keledai mulai menginjak ke tanah yang baru dilempar tersebut. Dia langsung berpikir : “oh begini cara tuanku menyelamatkanku, dia melempar tanah banyak-banyak kedalam sumur supaya aku bisa berpijak dan makin banyak tanah dilempar akan sampailah aku ke permukaan”. Maka itulah yang dilakukan si keledai di dalam sumur, setiap tanah yang dilempar kedalam sumur menjadi pijakannya untuk semakin dekat ke permukaan. Sebagian tanah memang mengenai tubuhnya tetapi bisa dikibaskannya dan menjadi pijakannya pula.
Karena sudah beberapa saat tidak mendengar erangan si keledai lagi, si petani mengomandoi tetangganya untuk berhenti : “Stop – stop, nampaknya keledaiku sudah mati “. Lantas serentak mereka melongok kedalam sumur. Bukan main terkejutnya petani dan para tetangga karena didapatinya keledai bukannya mati – malah dengan wajah yang nampak gembira (iya, para pemilik keledai ‘tahu’ kapan keledainya gembira dan kapan bersedih !) di sudah sangat dekat dengan permukaan. Para petani dan tetangga pun mahfum bahwa tanah-tanah yang mereka lempar kedalam sumur untuk mengubur si keledai, ternyata malah berguna sebagai pijakan si keledai tersebut untuk naik ke permukaan sumur. Maka beramai-ramailah si petani dan tetangga untuk meneruskan melempar tanah kedalam sumur sampai sumur rata dengan tanah dan keledai segar bugar sampai ke permukaan.
Tiga hal yang sesungguhnya membuat si keledai tadi selamat, pertama adalah tidak panik dalam menghadapi permasalahannya, kedua prasangka baik terhadap tuannya dan ketiga adalah mampu melihat sisi positif dari apa yang dialaminya. Tidak panik adalah ketika si keledai berhenti mengerang kemudian berpikir, prasangka baik adalah ketika si keledai tidak melihat tanah-tanah yang dilempar petani dan para tetangga kedalam sumur adalah upaya mereka untuk menguburnya. Sisi positif adalah ketika dia melihat tanah-tanah tadi sebagai pijakannya untuk naik ke permukaan.
Ini sebuah kisah yang patut dicontoh, selalu berpikir positif dan positif dalam menghadapi masalah apapun. Seperti halnya diri saya saat ini, yang berusaha untuk selalu belajar dan terus belajar berpikir positif dalam hal apapun. Semoga akan membawa dampak positif dalam kehidupan saya mendatang. Amin..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H