       Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dapat memberikan pemahaman teoritis dan pemahaman ketrampilan dalam pembuatan proyek. Guru sebagai pendidik dan fasilitator yang merancang proses pembelajaran berbasis proyek dengan tepat, meskipun pada kenyataannya management waktu pembelajaran tidak sesuai dengan rencana pembelajaran. Inilah yang menjadi penyebab adanya perbedaan rencana pada modul ajar dengan kondisi aktual. Dengan mengoptimalkan pembelajaran berbasis proyek akan tercapai keberhasilan seperti minat belajar siswa lebih baik, memberikan pengalaman dalam mengorganisasi proyek. Tapi ada juga yang perlu ditingkatkan seperti management waktu yang harus lebih disiapkan oleh guru dan siswa.
      Bell (2010) berpendapat bahwa PjBL merupakan model pembelajaran yang inovatif melalui proses inkuiri dan kolaborasi dalam memecahkan masalah untuk menghasilkan produk berdasarkan ilmu yang dimilikinya. Menurut Bashith dan Amin (2017) project based learning adalah pendekatan masalah yang menggunakan masalah otentik sebagai konteks bagi siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk mendapatkan pengetahuan dan belajar membuat keputusan. Menurut Yahya Muhammad Mukhlis, model pembelajaran yang digunakan ini memberikan kesempatan pada pendidik untuk mengendalikan penuh proses pengajaran yang berlangsung. Sistem pengajaran yang diberikan memasukkan kerja proyek dalam prosesnya (dalam Trianto, 2014:42). Menurut Hamdani (2011:218) PjBL adalah proyek seseorang atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu dan menghasilkan sebuah produk kemudian ditampilkan atau di presentasikan.
      Tantangan dalam pembelajaran menggunakan model Project Based Learning ini lebih mengarah pada kesiapan guru seperti 1) Pemahaman mengenai model pembelajaran inovatif PjBL. 2) Penyusunan rencana pembelajaran yang sesuai dengan sintak agar management waktu pada proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang dibuat. 3) Menjaga suasana tetap kondusif pada saat pembelajaran. Dengan adanya tantangan ini perlu adanya tindakan atau strategi untuk mengatasi tantangan tersebut diantaranya 1) Kolaborasi dalam hal sumber daya, agar mendorong guru untuk berbagi ide, sumber daya, dan materi terkait model pembelajaran Project Based Learning, agar siswa dapat memahami model pembelajaran yang mereka lakukan selama proses pembelajaran. 2) Mengikuti pelatihan / seminar mengenai model pembelajaran yang lebih inovatif dengan tujuan menggali potensi dalam pemahaman model pembelajaran inovatif. 3) Memantau dan mengamati siswa lebih intensif pada saat pembelajaran dengan melakukan penilaian sikap untuk menjaga suasana pembelajaran yang kondusif.
      Setelah menerapkan langkah - langkah untuk mengatasi tantangan dalam Project Based Learning, dampak dari aksi yang dilakukan sangat efektif dan sangat baik bagi dunia pendidikan, karena siswa menjadi lebih paham mengenai model pembelajaran Project Based Learning dengan segala proses pembelajarannya, siswa lebih aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, dalam berkomunikasi lebih baik karena adanya ruang kolaborasi siswa pada saat berdikusi mengerjakan proyek, dan siswa lebih mengetahui lagi management waktu pada saat proses pembuatan proyek
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Project Based Learning sebagai model pembelajaran inovatif dalam meningkatkan minat belajar peserta didik dan menghadirkan kegiatan pembelajaran yang tidak monoton dan konvensional untuk kemajuan dunia pendidikan. Dengan model pembelajaran Project Based Learning minat dan partisipasi belajar siswa menjadi lebih baik sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa, siswa dapat mengorganisasi proyek dalam ruang kolaborasi dengan berdiskusi serta meningkatkan komunikasi antar siswa, siswa lebih kondusif dalam proses pembelajaran. Untuk itu perlu adanya tindak lanjut seperti konsisten pada model pembelajaran yang akan digunakan, memastikan bahwa inovasi pembelajaran terintegrasi dengan baik, guru menjadi pendidik serta fasilitator yang membimbing dan melakukan pendekatan kepada siswa untuk memberikan kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran.
