Setelah hasil perhitungan suara masing - masing  pasangan calon pada Pilakada DKI putaran I (Pertama)  diketahui, maka untuk Pilkada diputaran II (Kedua), selain suara yang diperoleh oleh masing-masing pasangan Foke-Nara dan pasangan Jokowi-Basuki serta suara Golput yang signifikan, adanya suara mengambang (Swing/Floating Voters) dari suara-suara yang sebelumnya memilih pasangan calon yang tidak ikut ke putaran II (Kedua) akan terpecah (Splits Voters) karena ketidak setujuan antara suara pilihan partai dengan suara konsituennya yang bersifat pilihan individual, adalah menjadi menarik untuk coba diamati kepada pasangan mana dan seberapa besar suara terpecah tersebut akan dilimpahkan.
Bekerjanya mesin partai (PDIP dan Gerindra) tidak berpengaruh terhadap suara pemilih pasangan Jokowi - Basuki yang telah solid, namun sangat berpengaruh bagi peningkatan perolehan suara dari pemilih Golput dan suara dari pemilih mengambang. Kemasan kampanye program dari team kampanye pasangan Jokowi-Basuki yang aspiratif dan implementatif harus disusun sedemikian terukur guna kemenangan Jokowi membangun DKI yang lebih baik, akan lebih diterima pemilih warga DKI dibanding bentuk kampanye dari team kampanye pasangan Foke-Nara, yang kampanye programnya terbukti hasilnya dirasa tidak memuaskan ataupun kampanye negatifnya yang justru malah menimbulkan ketidak nyamanan.
Ada satu keunggulan lain dari pasangan Jokowi - Basuki yang tidak dimiliki oleh pasangan Foke-Nara, yang  jika digunakan dan dibenarkan oleh perundangan, sepertinya akan langsung meraih perolehan suara splits voters secara meyakinkan. Dengan menyatakan dan menetapkan bahwa "Jika pak Jokowi selaku Gubernur DKI terpilih (nanti) berhalangan tetap atau mencalonkan diri sebagai calon Presiden RI, maka saya Basuki selaku wakil Gubrnur DKI  terpilih (nanti), menyatakan mengundurkan diri dan  tidak akan bersedia menjadi pejabat Gubernur  DKI". Pernyataan tersebut selain untuk mampu menjawab mereka yang bersuara lantang tidak rela Jakarta dipimpin oleh non-muslim agar mereka malu dan mau memilih pasangan Jokowi-Basuki (kecuali mereka termasuk orang-orang yang tidak tahu malu dan munafik), juga untuk meyakinkan mereka yang sebenarnya mendukung pasangan Jokowi-Basuki, namun ada keraguan karena provokasi isue SARA.
Selamat untuk warga Jakarta yang Insya Allah akan memiliki gubernurnya yang baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H