Mohon tunggu...
Muchamad Yusuf
Muchamad Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Cita- cita yang mulia itu sejalan dengan harapan!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hari Santri Nasioanal 2024: Mengembangkan Sumber Daya Insani Menuju Insan Qur'ani

23 Oktober 2024   11:37 Diperbarui: 23 Oktober 2024   11:42 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ppalanwar.com/menelaah-makna-kemerdekaan-di-mata-santri/

Setiap 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri sebagai penghormatan terhadap peran santri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Namun, di balik perayaan tersebut, muncul kontroversi mengenai pemahaman perayaan hari santri hanya dilakukan oleh sekelompok Organisasi. Apakah semangat perjuangan yang ditunjukkan oleh para  santri dulu, untuk menjaga keharmonisan NKRI, masih sejalan dengan tantangan zaman sekarang?

Santri, sebagai pilar pendidikan agama di Indonesia, memiliki kontribusi signifikan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran. Namun, beberapa kalangan berargumen bahwa sebagian santri terjebak dalam pemikiran tradisional yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern. Argumen ini sering kali mengabaikan fakta bahwa banyak pesantren yang telah beradaptasi dengan perkembangan zaman, mengajarkan Islam Nusantara dan ilmu pengetahuan kontemporer.

Sebagai contoh, sebagian pesantren khusnya para kyai mengizinkan para tokoh Agama lain berkunjung dalam pesantrennya, Nilai-Nilai Islam yang dipraktikkan oleh para kyai, menjadi ekspresi keagamaan kaum santri, terwujud dalam praktek keagamaan Islam Nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa santri tidak hanya berperan sebagai penjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, tetapi juga sebagai agen mengawal  Negara  Kesatuan  Republik Indonesia,  yang siap menghadapi tantangan globalisasi. Mereka membuktikan bahwa Islam dapat beriringan dengan kemajuan tanpa kehilangan identitas.

Namun, tantangan tetap ada. Perpecahan di antara kelompok-kelompok santri terkait interpretasi ajaran Islam seringkali menimbulkan stigma negatif. Ini perlu diatasi dengan dialog terbuka dan kerjasama lintas organisasi, agar santri dapat bersatu dalam semangat kebangsaan dan kemajuan.

Hari Santri bukan hanya sekadar peringatan, tetapi momen refleksi untuk mengingat perjuangan para kyai dan  santri dalam konteks komunitas pesantren dalam membela bangsa Indonesia. Dengan mengedepankan nilai-nilai toleransi, modernitas, dan kolaborasi, santri dapat terus berkontribusi dalam membangun bangsa. Mari kita rayakan Hari Santri dengan kesadaran bahwa mereka adalah garda terdepan dalam memperjuangkan kebaikan dan kemajuan, bukan hanya untuk diri mereka, tetapi juga untuk seluruh masyarakat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun